Padang (ANTARA News) - Warga muslim keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat, berkumpul membagikan tiga ton gula pasir dalam tradisi "serak gulo" atau tabur gula yang digelar di jalan Pasar Batipuh depan Masjid Muhammadan, Kecamatan Padang Selatan.
"Tradisi ini merupakan salah satu rentetan kegiatan dalam rangka memperingati hari lahir Souhul Hamid pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriyah, dengan cara menabur gula pasir dengan melemparnya dari atas masjid untuk dibagikan kepada warga sekitar," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar, di Padang, Senin.
Ia menerangkan Souhul Hamid adalah salah seorang penyebar agama Islam, dan gula merupakan sesuatu yang manis yang harus dibagikan kepada sesama.
"Kegiatan ini juga sudah menjadi suatu kebudayaan kami yang sudah dilakukan dari ratusan tahun yang lalu," ujarnya.
Keturunan muslim India yang ada saat ini pun beberapa tidak tahu asalnya dari mana, karena memang masuknya India ke Kota Padang ini sudah lama sekali.
Persiapan untuk tradisi ini hanya butuh tiga hari, gula yang dikumpulkan disiapkan hingga tiga ton ini adalah sumbangan dari warga.
"Tidak ada unsur kewajiban dari setiap warga untuk mengumpulkan gula ini, hanya saja ini merupakan suatu tradisi jadi gula tersebut setelah tiga hari telah terkumpul," ujarnya.
Gula pasir yang dikumpulkan tersebut dibungkus dengan kain berwarna-warni mulai ukuran 100 gram hingga 500 gram dikumpulkan ke panitia, kemudian bungkusan gula ini dilemparkan dari atas atap masjid Muhammadan oleh 15 orang pria.
Tapi sebelum tradisi tebar gula itu dimulai, dilakukan ritual pemasangan bendera pada bagian sisi masjid dengan seutas tali panjang 20 meter dilanjutkan dengan pembacaan shalawat, pembacaan doa bersama dan pelemparan gula pun dilakukan.
Bungkusan gula pun beterbangan dan ratusan warga pun berebut di bawah untuk mendapatkan gula yang dipandang sebagai simbol keberkahan.
Salah satu warga keturunan muslim India, Haria yang membawa serta keluarga untuk mengikuti tradisi tersebut mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi dirinya, karena sebagai ajang hiburan bagi keluarga dan juga pengenalan budaya di keturunannya.
Sementara itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang hadir pada acara itu mengatakan ini merupakan salah satu kebudayaan yang harus dijaga kelestariannya.
"Tahun depan kami rencanakan kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan yang berupa festival, dengan acara puncak yakni "serak gulo" ini. Penyelenggaraannya juga harus lebih besar lagi dengan promosi yang lebih maksimal, sehingga masyarakat keturunan India yang ada di nusantara tertarik untuk mengikutinya," jelasnya.
Ia menambahkan tradisi ini juga menjadi wadah membangun kebersamaan dan memperdekat hubungan masyarakat keturunan India dengan warga Minangkabau di Kota Padang.
Pewarta: MR Denya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017