Jakarta (ANTARA News) - PT United Tractors Tbk ("Perseroan") pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku 2016.

Dalam laporan tersebut, seperti dilansir keterangan tertulisnya, Senin, Perseroan mencatat pendapatan bersih konsolidasian mengalami penurunan sebesar 8% menjadi Rp45,5 triliun pada tahun 2016 dibandingkan Rp49,3 triliun pada tahun 2015.

Penurunan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha Kontraktor Penambangan.

Masing-masing unit usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 32%, 53%, 11% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Sementara itu, Perseroan mencatat laba bersih tahun 2016 yang mencapai Rp5,0 triliun, naik 30% jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp3,9 triliun setelah adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan pada tahun 2015.

Tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini, laba bersih Perseroan turun 22% (2015: Rp6,4 triliun).

Segmen Usaha Mesin Konstruksi Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3% menjadi 2.181 unit, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2.124 unit.

Peningkatan penjualan alat berat tersebut didorong oleh peningkatan penjualan di sektor konstruksi dan pertambangan.

Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 32% (berdasarkan riset pasar internal).

Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun sebesar 5% menjadi sebesar Rp5,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 7% menjadi Rp14,6 triliun.

Segmen Usaha Kontraktor PenambanganBidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21% menjadi sebesar Rp24,0 triliun, dibandingkan Rp30,5 triliun pada tahun 2015.

Hasil ini terutama karena penurunan volume pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 8% menjadi 701,5 juta bcm dari 766,6 juta bcm, sedangkan produksi batu bara relatif sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 109,2 juta ton.

Segmen Usaha PertambanganBidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 48% menjadi 6,8 juta ton didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan cuaca yang kondusif.

Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha Pertambangan meningkat sebesar 34% menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan Rp3,8 triliun pada tahun 2015. Segmen Usaha Industri KonstruksiBidang usaha Industri Kontruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET).

ACSET pada tahun 2016 membukukan peningkatan pendapatan bersih dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,8 triliun, dan laba bersih meningkat sebesar 63% menjadi Rp68,3 miliar.

ACSET berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp3,8 triliun sepanjang tahun 2016 dibandingkan dengan Rp3,1 triliun sepanjang tahun 2015.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017