New York (ANTARA News) – Sekitar 250 orang berdemonstrasi untuk mendukung media berita pada Minggu (26/02), di tengah meningkatnya serangan terhadap pers oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Walaupun New York sering menjadi lokasi demonstrasi sejak Trump terpilih, itu adalah protes pertama yang digelar untuk menunjukkan dukungan bagi media.
Kemerdekaan berpendapat dan mendapat informasi atau hal sejenisnya merupakan amandemen pertama Konstitusi Amerika Serikat dan mereka sangat bangga akan hal itu sejak dulu.
Gedung Putih, Jumat, melarang jurnalis dari tujuh organisasi berita, termasuk New York Times dan CNN, menghadiri rapat yang tidak direkam televisi di kantor juru bicara Sean Spicer.
Hal itu menyusul serangan frontal Trump terhadap media sebelumnya, dalam sebuah pidato di konvensi konservatif tahunan. Saat itu Trump mencerca "berita bohong" dan menyebut media sebagai "musuh rakyat."
(Baca: Trump pilih lewatkan acara makan malam dengan pers)
Anehnya, serangan Trump terhadap media selama kampanye pemilu presiden dan setelah mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memperkuat munculnya laporan berita soal kepentingan umum.
New York Times, contohnya, mendapat ratusan ribu pelanggan meskipun pertikaian media dengan Trump semakin intens.
Terlepas dari cuaca dingin, para demonstran berkumpul di luar pintu masuk kantor pusat New York Times di Manhattan, sebagian memakai perban di mulut mereka dan membawa spanduk yang isinya mengutip jaminan Konstitusi Amerika Serikat untuk kebebasan pers.
Penerjemah: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017