... tidak percaya Siti Aisyah mau membunuh seseorang demi uang. Tidak mungkin. Saya kira dia dijebak...
Petaling Jaya, Malaysia (ANTARA News) - Sehari menjelang pembunuhan terhadap Kim Jong-nam (kakak tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong-un), Siti Aisyah berhura-hura bersama teman-temannya untuk merayakan keberhasilannya yang tertunda sebagai selebriti internet.
Salah seorang teman dekatnya, yang berbicara kepada China Press tanpa menyebutkan identitasnya, mengatakan, teman-teman Siti Aisyah mengadakan pesta ulang tahun untuknya di sebuak klub malam terkenal di Kuala Lumpur pada 12 Februari.
Itu dilakukan sebelum ia dijadwalkan mengikuti “lelucon untuk reality show”.
Dalam video yang ditunjukkan kepada harian itu, Siti Aisyah tertawa dan menutup wajahnya malu-malu ketika teman-temannya berkomentar bahwa ia akan menjadi “bintang besar”.
Siti Aisyah berulang tahun pada 11 Februari.
“Saya tidak percaya Siti Aisyah mau membunuh seseorang demi uang. Tidak mungkin. Saya kira dia dijebak,” kata teman perempuan Siti, menambahkan bahwa ia terkejut ketika Siti Aisyah disebut sebagai salah satu tersangka yang membunuh Jong-nam.
Ia mengatakan Siti Aisyah tidak tahu dan tidak punya motif untuk membunuhnya.
Meskipun ia tidak tahu cara membuktikan kebenarannya, tetapi ia yakin bahwa Siti Aisyah tidak bersalah. “Ia adalah orang yang sangat sederhana dan berharap suatu hari nanti masuk ke industri hiburan.
“Saya tahu ambisinya itu sekitar setahun lalu,” katanya.
Ia menambahkan, ia berharap Siti Aisyah segera dibebaskan dan kembali berkumpul dengan keluarganya di Indonesia.
Siti Aisyah adalah salah satu wanita tersangka yang menurut polisi memapar wajah wiped Kim Jong-nam dengan zat kimia mematikan di KLIA2 pada 13 Februari.
Siti Aisyah tertangkap tiga hari kemudian.
Ia mengatakan kepada para pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Kualalumpur, dia dibayar RM400 (sekitar Rp1,2 juta) untuk ambil bagian dalam apa yang ia kira sebagai lelucon, dan ia mengira cairan yang diberikan kepada dia itu adalah baby oil, demikian dikutip dari Thestar.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017