Petani Nglanggeran Sudiyono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dirinya bersama 85 petani kebun buah yang memiliki luas 20 hektare ini akan segera didirikan koperasi agar hasil dari kebun buah nantinya bisa dijual dan hasilnya bisa untuk kesejahtreraan petani.
"Kami akan membuat koperasi, semoga ke depan bisa memasarkan hasil kebun buah," kata Sudiyono.
Panen pertama diperoleh kelengkeng satu kuintal, dan ini cukup menggembirakan karena lokasi tersebut sebagian besar merupakan lahan berbatu.
Awalnya masyarakat kurang percaya tanaman kelengkeng bisa tumbuh dengan baik di kawasan tersebut. Meski penanaman diawali dengan pembangunan embung air.
Pada Februari 2017 merupakan panen perdana buah kelengkeng di kebun buah Nglanggeran. Pohon yang ditanam sebanyak 300 batang pohon 90 persennya berhasil berbuah dengan hasil yang cukup baik. "90 persen pohon bisa berbuah dan hasilnya baik," kata Sudiyono.
Sudiyono mengatakan pihaknya tidak mengalami kesulitan dalam pembudidayakan kelengkeng. Kelengkeng bisa tumbuh bersama dengan tanaman lainnya.
"Pupuknya menggunakan pupuk kandang dan kimia, dan kelengkeng mampu berbuah lebat," katanya.
Sementara Manager SMEPP Operation PT Pertamina, Agus Mashud S Asngari menjelaskan Untuk mendukung ekowisata ini, sejak 2012 silam di sekitar lokasi embung ditanami pohon buah jenis kelengkeng dan durian. Kegiatan budidaya tanaman ini turut didukung oleh PT Pertamina (Persero) melalui program CSR. Adapun bibit yang dibagikan sebanyak 2.800 bibit durian, dan 300 bibit kelengkeng.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017