Jakarta (ANTARA News) - PT Astra International Tbk berkomitmen untuk mendukung salah satu anak usaha mereka di lini bisnis jasa keuangan, Bank Permata, yang tahun 2016 lalu mengalami kerugian sebesar Rp6,48 triliun dengan menambahkan modal sebanyak Rp3 triliun pada tahun 2017.


"Kalau kita melihat kerugian yang terjadi di Bank Permata tahun 2016 terjadi karena pembukuan cadangan kredit bermasalah, yang tentunya untuk memperkuat kondisi finansial bank sendiri," kata Direktur Independen Astra International Gunawan Geniusahardja dalam temu media memperingati 60 tahun Astra di Jakarta, Jumat.


"Biarpun demikian dengan dukungan dua stakeholder kami PT Astra International dan Standard Chartered PLC tahun 2016 kami menambahkan modal Rp5,5 triliun dan di tahun 2017 kami akan tambahkan Rp3 triliun lagi," ujarnya menambahkan.


Menurut Gunawan hal itu ditempuh demi memperbaiki posisi Bank Permata serta agar bank tersebut dapat kembali menjalankan fungsinya seperti biasa.


"Dengan tambahan modal tersebut diharapkan posisi CAR (rasio kecukupan modal -red) masih 16 persen sehingga masih kuat sekali, demikian juga LDR (loan to deposit ratio) masih di bawah 80 persen," kata Gunawan.


Selain itu Bank Permata juga berencana untuk terus melakukan langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan kinerja keuangannya dengan memperketat sistem kontrol terhadap risiko-risiko yang akan timbul dengan harapan kondisi mereka pada tahun 2017 kembali normal.


Pada Januari 2017, Bank Permata mencatatkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp136,5 miliar, yang diharapkan menjadi pertanda kembali normalnya kondisi mereka.


"Sebagai informasi tahun 2017 di bulan Januari, Bank Permata telah balik normal lagi posisi keuangannya dengan profit after tax Rp136,5 miliar," kata pria yang juga menjabat Wakil Komisaris Utama Bank Permata tersebut.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017