Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali menginginkan lewat kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Pulau Dewata dapat membantu daerah itu dalam membangun infrastruktur kepariwisataan.
"Kita sambut positif kedatangan Raja Arab ke Bali untuk mendorong kemajuan pariwisata kita. Kami berharap Raja tidak semata-mata datang ke Bali, tetapi juga bisa membantu Indonesia khususnya bali untuk membangun fasilitas dan infrastruktur kepariwisataan," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, di Denpasar, Jumat.
Sudikerta menyatakan mendapat isu kalau Raja Salman sebelumnya pernah mengatakan kalau Brunei Darussalam saja mempunyai hotel di Bali, masak dirinya tidak mempunyai hotel juga di Pulau Dewata.
"Kata-kata itu kita sambut positif, kita berharap Beliau mau berinvestasi dalam berbagai bidang di Bali. Entah itu pembangunan infrastruktur jalan tol atau pembangunan bandara Bali utara, stadion dan lain sebagainya sepanjang bisa kita komunikasikan dengan Beliau," ujar orang nomor dua di Bali itu.
Menurut Sudikerta, Gubernur Bali beberapa hari lalu juga sudah dipanggil Presiden Joko Widodo untuk melakukan rapat koordinasi terkait kedatangan Raja Salman untuk berlibur di Bali dari 3-9 Maret 2017.
Sebelumnya PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menyatakan menyiapkan lahan parkir yang khusus disediakan bagi pesawat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud selama berlibur di Bali, 3-9 Maret 2017.
"Kami sudah menyiapkan terkait parkir dan pelayanan penumpangnya," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi.
Menurut Yanus, untuk memberikan kenyamanan dan kelancaran arus lalu lintas penerbangan, pihaknya akan menjalin koordinasi dengan instansi terkait lainnya yang dipusatkan di Base Operation Lanud Ngurah Rai.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengatakan dengan kedatangan Raja Salman akan mendongkrak pariwisata Indonesia dan khususnya Bali.
Kedatangan Raja Salman di Bali untuk berlibur itu diharapkan memberikan pengaruh positif bagi rakyatnya termasuk wisatawan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. "Kalau rajanya datang maka rakyatnya akan datang juga," katanya.
Arief menjelaskan wisatawan dari Timur Tengah merupakan salah satu wisatawan kelas premium dengan tingkat pengeluaran yang tinggi yakni sekitar 2.000 dolar AS untuk sekali kunjungan.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017