Gorontalo (ANTARA News) - Tanah longsor yang terjadi di 33 titik di wilayah barat Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, belum bisa teratasi sejak Rabu (22/2) malam di sepanjang Kecamatan Sumalata Timur hingga Kecamatan Biawu.
"Dari 33 titik longsor di wilayah barat ini, baru empat titik longsor di Desa Motihelumo, Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur dan Desa Mebongo Kecamatan Sumalata yang baru bisa dibersihkan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Nurhadi Rahim di Gorontalo, Jumat.
Sedangkan puluhan titik longsor lainnya mulai dari Desa Motihelumo Kecamatan Sumalata hingga Kecamatan Biawu, belum teratasi.
Kendala tidak adanya alat berat milik pemerintah kabupaten ini kata Nurhadi, membuat pembersihan longsor sulit dilakukan.
Tumpukan material tanah, bebatuan dan pohon tumbang yang memenuhi badan jalan, menyulitkan pembersihan secara manual maka harus menggunakan bantuan alat berat.
Alat berat jenis eskavator yang berfungsi saat ini kata Nurhadi, hanya satu unit saja dan baru bisa menembus wilayah Kecamatan Sumalata Timur, sedangkan titik longsor di Kecamatan Sumalata belum teratasi, ditambah lagi di Kecamatan Biawu dimana wilayah itu paling banyak titik longsor.
Idealnya, pembersihan longsor dilakukan menggunakan 10 unit alat berat kata Nurhadi, yang mengaku terus melakukan koordinasi dengan pihak Balai Jalan wilayah Sulawesi di Provinsi Gorontalo, untuk mendapatkan bantuan.
Selain longsor yang menutupi badan jalan, jembatan "plat deuker" sepanjang 6 meter, di wilayah Desa Kasia dan Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata yang ambles pada Kamis malam (23/2) sekitar pukul 21.45 WITA pun belum teratasi.
Akibatnya, arus transportasi di wilayah barat ini putus total padahal jalur tersebut dimanfaatkan sebagai jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan kabupaten ini dengan Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017