New York (ANTARA News) - Seorang laki-laki asal Florida, Amerika Serikat, bernama Timothy Sedlak, dinyatakan bersalah karena mencoba meretas Yayasan Clinton.


Sedlak, 43, dinyatakan bersalah di pengadilan federal Manhattan karena mencoba mengakses komputer yang dilindungi tanpa izin.


Jaksa menuduhnya mencoba mendapatkan akses ke jaringan yayasan amal yang berbasis di New York.


“Saya tahu yang saya lakukan salah,” kata Sedlak di pengadilan, dikutip dari laman Reuters.


Tetapi, baik jaksa maupun Sedlak tidak menyebutkan nama organisasi yang berusaha diretas.


Reutes menemukan berkas yang menyimpulkan wawancara Secret Service dengan Sedlak pada 2015, seorang agen menyatakan ia ditanyai tentang catatan yang mereka temukan.


Dokumen tersebut merujuk pada politikus Demokrat Hillary Clinton dan puterinya Chelsea CLinton.


Sedlak, yang menyebut dirinya sebagai penyidik swasta, mengatakan pada agent dia sedang mencari apakah yayasan tersebut menyokong dana kelompok Islam militan lalu nama Clinton “muncul dalam pnecariannya”, demikian keterangan berkas tersebut.


Chelsea Clinton merupakan wakil pimpinan dalam yayasan yang dimulai oleh sang ayah, mantan presiden Bill Clinton. Nama yayasan tersebut adalah Bill, Hillary & Chelsea Clinton Foundation.


Berkas tersebut diunduh Reuters pada 3 Februari, belakangan diganti dengan menghapus nama Clinton.


Perwakilan yayasan tidak menanggapi temuan kasus tersebut.


Sedlak melancarkan sekitar 390 usaha, yang gagal, untuk mendapatkan akses ke jaringan komputer organisasi amal tersebut, menurut keterangan jaksa.


Saat ia ditangkap 2015 lalu, polisi menemukan berkas di komputernya, berisi pornografi anak-anak.


Sedlak diadili terpisah di Florida, dijatuhi hukuman 42 tahun penjara karena membuat dan memiliki konten pornografi anak-anak, pada Agustus lalu.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017