Jakarta (ANTARA News) - Menutup aurat dengan busana syar’i diakui Risty Tagor membuatnya merasa semakin nyaman dan terlindungi sebagai seorang perempuan.


Selain itu, perempuan yang mulai berjilbab sejak 2012 itu merasa semakin dihargai. Jilbab juga jadi identitas muslim yang bermanfaat ketika Risty berada di luar Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar dunia.


Suatu waktu ketika bepergian ke luar negeri, Risty datang ke sebuah restoran. Melihat jilbabnya, pelayan restoran langsung memberi tahu bahwa mereka menjual makanan yang tidak halal.


“Dengan melihat hijab aku mereka langsung bilang untuk jangan makan di sini,” kata Risty di sela acara Syar’i Community Indonesia di Jakarta, Rabu (22/2).


(Baca juga: Risty Tagor jadi “manekin berjalan”)


Menyadari betapa amannya menutup aurat, Risty bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah Islam agar mereka terbiasa berbusana santun sejak kecil.


Saat ini Risty juga berkecimpung di bidang fashion dengan membuat busana-busana syar’i. Awalnya ia mengaku tidak tertarik sama sekali dengan dunia mode.


Selain merasa tidak pandai menjahit dan mewujudkan ide di kepalanya menjadi wujud busana, Risty juga tidak suka ke toko bahan.


“Pusing dengan banyak pilihan bahan, aku enggak ngerti,” kata pemilik merek Ristyland itu.


Namun, takdir berkehendak lain. Gaya busananya setelah berhijab justru jadi inspirasi teman-teman sampai mereka mendorongnya untuk membuat bisnis sendiri di bidang tersebut.


Ada dua kategori busana yang dibuat Risty, baju siap pakai untuk aktivitas sehari-serta serta busana pernikahan yang masuk kelas premium.


Yang disebut terakhir justru menghasilkan keuntungan yang lebih besar ketimbang pendapatan dari dunia hiburan.


Pendapatan dari bisnis busana muslim adalah rezeki yang disyukuri Risty, apalagi ketika ia sedang jarang muncul di layar kaca.


“Rezeki dari mana saja, termasuk ikhtiar berdagang seperti Rasullullah.”

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017