Banda Aceh (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad menerima anugerah doktor kehormatan (honoris causa/HC) dari Universitas Syiah Kuala dalam rapat senat luar biasa (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh, Kamis. Rapat senat istimewa itu dihadiri para guru besar Unsyiah dan anggota DPRD NAD, Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal, Walikota Sabang Munawarliza Zainal, mantan Gubernur Samsuddin Mahmud dan muspida. Penganugerahan gelar doktor kehormatan itu berlangsung di gedung Pusat Akademik Prof DR Dayan Dawood, diwarnai aksi "tutup mulut" sekitar 20-an mahasiswa universitas tertua di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tersebut. Aksi "tutup mulut" mahasiswa Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry Darussalam bersamaan dengan penganugerahan itu sebagai bentuk protes mereka terhadap ancaman hukuman mati puluhan warga Aceh di Malaysia. Dalam orasinya mereka mengaku tidak keberatan dengan penganugerahan gelar HC kepada mantan PM keempat Malaysia itu, namun mengharapkan pemerintah Malaysia mengurangi ancaman hukuman bagi TKI asal Aceh tersebut. Rektor Unsyiah DR Darni M Daud, menjelaskan penganugerahan doktor kehormatan itu merupakan pertamakali diberikan kepada tokoh Malaysia dengan penilaian bahwa Mahathir telah berhasil meletakkan dasar-dasar pembangunan di negeri jiran tersebut. Penganugerahan tersebut karena selama ini beliau dipandang sebagai seorang ilmuan yang sukses dalam memberikan berbagai konsep dan teori baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan. "Mahathir tidak hanya dipandang sebagai politikus dan perdana menteri Malaysia yang sukses, tetapi juga memberi pemikiran baru yang mengubah suatu negara ke arah yang lebih baik. Konsep itu kita harapkan bisa berjalan di Aceh," ujarnya. Di samping itu, kata Darni, pemberian gelar doktor bagi mantan perdana menteri Malaysia itu juga diharapkan mampu mempererat tali silaturrahmi yang selama ini telah terjalin antara ilmuan Aceh dan Malaysia. "Selama ini banyak dosen dari Indonesia yang mengambil gelar master dan doktor di Malaysia serta sebaliknya. Hal ini kita harapkan dapat terus terjalin demi kemajuan kedua negara di masa mendatang," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007