Kuala Lumpur (ANTARA News) - Konglomerat Ananda Krishnan dan rekan akan menghabiskan sedikitnya 39,47 miliar ringgit (11,54 miliar dolar AS) untuk memprivatisasi (go private) operator telepon bergerak, Maxis dalam apa yang akan menjadi transaksi korporasi terbesar Malaysia. Binariang GSM, perusahaan induk (holding) investasi dan special purpose vehicle untuk Usaha Tegas dan afiliasi milik Ananda, mengatakan melalui bank CIMB Investment pihaknya akan menawarkan 15,60 ringgit untuk 2,53 miliar saham outstanding di perusahaan yang belum dimiliki Ananda. "Pertimbangan untuk penawaran itu, yang diberikan dalam bentuk tunai, adalah 15,60 ringgit," kata CIMB dalam sebuah pengumumam. CIMB mengatakan Binariang pada Rabu (2/5) telah memperoleh irrevocable undertakings dari 15 perusahaan yang memiliki total 59,53 persen Maxis untuk menerima penawaran itu. Binariang juga akan membeli saham-saham yang dimiliki oleh karyawan di Maxis, operator pesawat bergerak terbesar Malaysia, namun CIMB tidak menyebutkan angka. Saham Maxis terakhir diperdagangkan pada 13,00 ringgit sebelum disuspend di bursa Malaysia Senin (30/4) setelah laporan mengenai transaksi itu mencuat. Sebelumnya dilaporkan bahwa Ananda Krishnan akan menawarkan premium yang menarik antara 10-20 persen untuk mengambil penuh kendali di Maxis Communications Bhd. Analis memperkirakan bahwa berdasarkan harga perdagangan terakhir pada 13,0 ringgit, maka 53 persen saham Maxis dapat mencapai harga sekitar 17,4 miliar ringgit. Pada akhir bulan lalu dilaporkan bahwa Maxis Communications mengatakan pemegang saham pengendali, konglomerat Ananda Krishna telah melakukan penawaran untuk membuat perusahaan tidak lagi tercatat di bursa atau go private. Maxis mengatakan dalam sebuah pernyataan ke bursa efek Kuala Lumpur bahwa pemegang saham substansialnya, Usaha Tegas -- perusahaan pribadi Ananda -- berkeinginan "untuk meluncurkan penawaran umum sukarela melalui special purpose vehicle untuk seluruh saham biasa perusahaan." Perusahaan itu, yang menyediakan layanan telekomunikasi data dan voice, mencatat laba bersih 2,10 miliar ringgit pada 2006. Perusahaan itu juga memiliki perusahaan telepon bergerak, Aircel di India dan PT Natrindo Telepon Selular di Indonesia. Terlepas dari Maxis, Ananda Krishna secara terbuka telah melakukan tukar tambah kepentingan di operator TV berbayar negara itu, Astro.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007