Tren negatif tersebut disebabkan oleh meluasnya dan meningkatnya kebiasaan menggunakan smartphone di belakang kemudi.
Menurut studi baru di AS yang dilakukan oleh asuransi mobil State Farm Mutual Automobile Insurance Co., 36 persen dari orang yang disurvei perusahaan tersebut pada 2015 mengaku ber-sms di belakang kemudi, sedangkan 29 persen mengaku melihat-lihat web (browsing) saat mengemudi -- angka tersebut meningkat dari survei sebelumnya.
Jumlah keseluruhan pemilik smartphone yang ikut serta dalam survei State Farm tersebut juga meningkat secara substansial selama beberapa tahun terakhir -- dari 52 persen pada 2011 menjadi 88 persen pada 2015.
Hubungan antara pengemudi yang terganggu di jalan, penggunaan smartphone yang meluas, dan meningkatnya jumlah kecelakaan kecelakaan lalu lintas memang belum jelas.
Namun para peneliti mengklaim bahwa ruang lingkup masalah mungkin lebih luas dari yang diharapkan, karena banyak pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas jarang mengakui bahwa mereka menggunakan telepon.
Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tren yang mengkhawatirkan tersebut. Harga gas yang lebih rendah dan pemulihan ekonomi AS membuat lebih banyak pengemudi dan kendaraan di jalanan setiap hari, yang dari situ sendiri mengarah pada potensi kecelakaan lalu lintas yang lebih besar, demikian Phone Arena.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017