"Menghina beras lokal berarti menghina daerah dan itu juga berarti menghina saya selaku bupati. Kalau tidak mau membeli beras lokal, tidak usah menghina," kata Supian di Sampit, Selasa.
Supian sangat menyayangkan dan tidak menyangka ada oknum ASN yang tidak menghargai produk daerah yakni beras siam epang. Seluruh ASN harusnya menunjukkan sikap terpuji karena mereka menjadi panutan masyarakat.
Selama ini Supian sangat getol mempromosikan beras siam epang. Tujuannya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani setempat dan cara membeli beras hasil panen mereka.
Supian juga terus mengajak masyarakat, khususnya para ASN untuk membeli beras hasil produksi petani lokal. Apalagi kualitas berasnya juga bagus dan harganya jauh lebih murah dibanding di pasaran.
Karena itulah Supian marah besar ketika mengetahui ada oknum ASN yang menghina kualitas beras lokal. Tidak hanya berjanji akan menegur oknum ASN itu, Supian bahkan mengancam akan memutasi oknum ASN tersebut.
"Petani kita sudah berusaha untuk memenuhi permintaan masyarakat. Ada yang mau mengonsumsi nasi yang agak karau (kering) tapi ada juga yang terbiasa mengosumsi beras pulen. Petani kita sudah berusaha untuk menyiapkan beras sesuai permintaan, jadi tergantung dari kita namun tidak perlu menghina jika tidak menyenangi beras lokal," tegas Supian.
Petani di Kotawaringin Timur kecewa lantaran sejumlah oknum ASN menghina kualitas beras siam epang yang merupakan beras asli lokal setempat.
"Parahnya, penghinaan ini keluar dari mulut oknum ASN yang seharusnya membantu nasib petani lokal. Kalau tidak mau membeli, tidak perlu menghina. Sikap mereka bertolak belakangan Bupati. Bupati justru gencar membantu promosi beras siam epang," kata Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdur Rasid.
Petani Teluk Sampit mulai memasarkan siam epang cap Jelawat pada 28 Oktober 2016. Bupati H Supian Hadi mendukung penuh pemasaran beras itu dengan harapan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani.
Selama ini, pemasarannya didominasi di kalangan ASN. Pemerintah daerah berkomitmen membantu pemasaran dengan mengimbau ASN untuk membeli beras lokal. Namun itu lebih pada gerakan moral dan sama sekali tidak ada paksaan bagi ASN untuk membeli beras tersebut.
Sebagian besar ASN antusias membeli beras siam epang dengan niat tulus membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Apalagi, harga beras yang dijual lebih murah dibanding di pasaran.
Siam epang cap Jelawat dikemas dengan berat 5 kg dengan harga Rp55.000 per sak atau Rp11.000 /kg. Harga itu jauh lebih murah karena di pasaran harganya sekitar Rp13.000 /kg.
Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017