Siswanto selaku Koordinasi Lapangan (Korlap) tempat wisata tersebut di Banyubiru, Selasa, mengatakan kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke tempat ini berasal dari luar daerah Semarang seperti Demak, Kudus, Solo, dan Jogja.
Bukit Cinta ini, katanya, dulunya dikelola oleh pemerintah desa namun sejak tahun 1985 wisata ini masuk Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang dan dikelola oleh pemda sampai sekarang.
Wisata alam seluas tiga hektare ini telah mengalami banyak perkembangan khususnya pada pembangunan sarana dan prasarana untuk kenyamanan para pengunjung.
"Untuk pembangunan dan pengembangan wisata ini kami lakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit namun pasti," katanya.
Dia mengatakan berbeda dengan swasta, pembangunan sarana dan prasarana tempat wisata ini harus dilakukan secara bertahap karena menyesuaikan anggaran dari APBD per tahun.
Siswanto mengatakan wisata Bukit Cinta ini dibangun dengan tujuan untuk menambah pendapatan daerah dan memajukan potensi wisata yang ada pada setiap daerah. Dari segi fasilitasnya, Bukit Cinta ini terbilang cukup memadahi di antaranya ada mushola, toilet, dan lapangan parkir yang cukup luas.
Untuk tarif, pengunjung hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp6.000 pada hari-hari biasa dan Rp7.500 pada hari libur. Untuk jumlah pengunjung, pada hari-hari biasa 50-100 pengunjung sedangkan pada akhir pekan meningkat mencapai 300-400 pengunjung.
Pihaknya berharap wisata Bukit Cinta tersebut semakin lama makin meningkat baik fasilitas maupun pelayanannya serta munculnya ide-ide yang unik dan menarik agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017