"Setelah di Rumah Sakit Hasan Sadikit, langsung dibawa ke Tasikmalaya untuk dimakamkan di sana," kata salahsatu keluarga korban, Sumiati (37) di kediamannya di Jalan Kosambi No 16 RT 05/12, Kota Bandung, Selasa.
Sumiati yang merupakan bibi korban tidak menyangka bahwa keponakannya tewas dengan cara seperti itu. Ia mengaku, mendapat kabar setelah ada petugas dari kepolisian mendatangi pos Rukun Warga (RW) mencari alamat rumah korban.
"Awalnya kan suami saya suka jaga di pos, kemudian ada dari polisi mengabarkan informasi bahwa Irfan di RSHS. Setelah di cek ternyata benar. Saya kaget ga menyangka. Setelah itu saya kabarkan istrinya," kata dia.
Ia menuturkan, sehari-hari Irfan berjualan di dua tempat yakni di Pasar Baru dan Tegalega. Dari pagi hingga sore ia menjaga toko bed cover di Pasar Baru dan malam harinya menjaga lapak pakaian. Sementara itu, istrinya Wina Nengsih (29) hanya ibu rumah tangga.
"Pas kejadian itu, Irfan habis jualan di Tegalega dan mau pulang ke rumah," ujar dia.
Ia pun menyebut, pihak dari pengendara mobil (IM) telah beritikad baik dengan mendatangi RSHS pasca kejadian, dan sempat mendatangi rumah korban.
"Keluarga mereka (IM) malahan pengen ikut ke Tasikmalaya. Tapi karena kondisinya belum tenang jadi dilarang dulu," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Irfan meninggalkan satu istri dan tiga orang anak yakni Ginan Muhammad Riziq (6), Faiq Sukma Permana (3), dan Lutfi Hadi Hamzan (1).
Irfan meninggal setelah terlibat kecelakaan di persimpangan Jalan Naripan-jalan Sunda pada Senin (20/2) sekitar pukul 00.16 WIB. Tubuh Irfan terpental sejauh delapan meter dan masuk ke halaman toko musik yang berada tepat belokan persimpangan jalan.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017