Semarang (ANTARA News) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III berencana melakukan reklamasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada tahun ini.
"Total kawasan pada proyek reklamasi tahap awal ini seluas 22 hektar, tepatnya di timur pelabuhan," kata General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang Agus Hermawan di Semarang, Selasa.
Untuk proyek ini pihaknya menganggarkan dana hingga Rp150 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari investasi rencana induk pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang telah ditetapkan sejak tahun 2012 lalu.
Saat ini, pihaknya tengah mengurus izin di tingkat Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk selanjutnya diteruskan ke Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
"Selain itu kami juga tengah mengajukan izin amdal ke Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia," katanya.
Dia mengatakan untuk kawasan yang akan direklamasi ini nantinya akan dibangun fasilitas pendukung di antaranya tangki timbun, dermaga, gudang, dan lapangan timbun. Diharapkan, pembangunan dapat dimulai tahun 2018.
Rencana pengadaan tangki timbun tersebut, diharapkannya dapat mempermudah konsumen karena tidak perlu membawa barangnya keluar pelabuhan, melainkan bisa langsung diolah dan disimpan di lokasi pelabuhan.
Agus berharap perluasan pelabuhan tersebut dapat mempercepat bongkar muat barang sehingga menurunkan biaya logistik. Untuk diketahui, saat ini lama antrean bongkar muat rata-rata 2 kapal/hari.
Dia menjelaskan untuk arus barang komoditas nonpeti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tahun 2016 masih didominasi oleh curah kering dengan realisasi sebanyak 2,3 juta ton, curah cair sebanyak 873 ribu ton, general cargo 212 ribu ton, dan bag cargo.
"Upaya ini kami lakukan untuk menunjang perekonomian di Jateng mengingat saat ini mulai banyak industri-industri baru di Semarang dan sekitarnya," katanya.
Sementara itu, untuk reklamasi tahap kedua akan dilakukan untuk lahan seluas 82 hektar yang letaknya di sisi barat pelabuhan. Reklamasi ini juga akan dilakukan tahun 2018, untuk anggaran yang dibutuhkan saat ini masih dalam tahap penghitungan.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017