Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana menambah panjang jalan agregat pada Jalan Nasional Nabire-Batas Papua Barat sepanjang 32 kilometer.
"Tahun in, kami menambah 32 kilometer (km), terdiri 20 kilometer dari KM142 dari Nabire ke batas Papua Barat dan 11 kilometer pada ruas Papua Barat hingga Kampung Muri, Kabupaten Teluk Wondama," kata Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VII Propinsi Papua (Nabire), Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Dimen Edison kepada pers di Nabire, Provinsi Papua, Selasa.
Menurut Dimen, untuk 20 km jalan agregat itu memang tanggung jawab Satuan Kerja (Satker) Nabire, sedangkan untuk 11 km adalah tanggung jawab Satker Manokwari (Ibu Kota Papua Barat).
"Untuk 20 km itu, pagu anggarannya Rp120 miliar dan saat ini sedang dalam proses lelang," katanya.
Pejabat Pembuat VII. II Satker Nabire, Jonatan M. Siagian menjelaskan, jalan nasional yang direncanakan dari Nabire hingga batas Provinsi Papua Barat sepanjang 208 km.
"Dari 208 km yang sudah teraspal standar jalan nasional sebanyak 86,700 km dan baru lapisan tanah atau agregat 55 km yakni dari KM 86.700 hingga KM 142," katanya.
Dengan demikian, kata Jonatan, hingga saat ini dari 208 km itu yang belum tertembus sebanyak 67 km sehingga jika tahun ini ditargetkan tambahan 20 km maka sisanya 46-47 km.
"Jadi, bila kemampuan anggaran untuk ruas ini sekitar Rp120 miliar untuk 20 km per tahun maka dalam dua atau tiga tahun ke depan, ruas Nabire-batas Papua Barat baru bisa terhubung, " katanya.
Kemudian, dari batas Papua Barat hingga Kampung Muri yang merupakan tanggung jawab Satker Nabire sepanjang 498 km dan sudah terbuka 142 km.
"Sisa yang belum tembus sepanjang 11 km akan dituntaskan tahun ini," kata Jonatan.
Ruas jalan nasional Batas Kampung Muri di Kabupaten Teluk Wondama hingga Nabire adalah segmen I dari Trans Papua dan merupakan proyek prioritas pemerintah.
Relatif aman
Kepala Satker Nabire Dimen Edison mengakui pada segmen itu, khususnya batas Kampung Muri hingga Nabire sepanjang 208 km relatif aman.
"Artinya, untuk gangguan keamanan relatif tidak ada. Berbeda dengan ruas Wagete-Timika di pegunungan Papua Tengah pada ketinggian 2.000 di atas permukaan air laut yang sering ada gangguan keamanan, " kata Dimen.
Hambatan di ruas itu, tambahnya, umumnya terkait seputar hak ulayat dan kurangnya partisipasi masyarakat serta kondisi geografis dan cuaca.
Pantauan Antara ke lokasi, Senin (20/2) khususnya setelah menempuh perjalanan tiga hingga empat jam dengan mobil pribadi dari batas kota Nabire ke arah barat, kondisi jalan berkelok kelok menembus hutan di Pegunungan Papua Tengah arah batas Papua Barat.
Kondisi jalur pada sejumlah titik tampak masih sangat menyeramkan karena di antara himpitan punggung pegunungan itu jalan agregat menanjak dengan kanan kiri adalah jurang.
Data PUPR menyebutkan, capaian hingga 2016, dari 10 segmen jalan di Trans Papua sepanjang 3.259 km, jalan yang sudah tembus mencapai 2.789 km, sisanya 467 km belum tembus.
Kondisi jalan yang sudah tembus yakni sudah diaspal sepanjang 1.570 km dan kondisi perkerasan sepanjang 1.218 km.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017