Pekanbaru (ANTARA News) - Kebakaran lahan gambut di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau kuat dugaan akibat sengaja dibakar untuk pembuatan kebun kelapa sawit.
Berdasarkan pantauan pewarta Antara yang turut serta dalam patroli menggunakan Helikopter Bell 412--bantuan Kementerian Lingkungna Hidup dan Kehutanan, Selasa, terlihat setidaknya tiga rumah semi permanen dan satu tenda disekitar lokasi kebakaran.
Selain gubuk liar, juga terlihat jelas keberadaan kanal-kanal yang memisahkan antara lahan terbakar dan perkebunan sawit yang sudah ada sebelumnya. Asap pekat terlihat mengepul di udara, namun belum ada upaya pemadaman dari pasukan pemadam dari darat maupun udara.
Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi menduga kebakaran di Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir merupakan kesengajaan untuk perluasan lahan sawit.
Henri mengatakan, luas lahan yang terbakar hingga Selasa hari ini diperkirakan mencapai 100 hektare.
"Ada dua titik api yang terpantau dengan masing-masing titik diperkirakan seluas 50 hektare," katanya.
Lahan gambut di kabupaten terluar di Provinsi Riau tersebut dilaporkan telah terbakar sejak empat hari yang lalu.
Sebelumnya pada patroli udara yang dilakukan pada Senin kemarin (20/2), luas lahan yang terbakar diperkirakan berkisar 20 hektare.
Namun, karena upaya pemadaman belum maksimal menyebabkan kebakaran terus meluas. Hari ini, satuan tugas siaga darurat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan kembali melakukan patroli udara untuk mengetahui kondisi terakhir kebakaran yang terjadi di Rokan Hilir.
Hasilnya kebakaran terpantau semakin meluas, sementara di lokasi titik api tidak terlihat adanya aktivitas pemadaman oleh tim darat.
Kepala Seksi Pusat Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Ferry Duwantoro mengatakan pemadaman bisa saja dilakukan menggunakan helikopter melalui operasi pengeboman air.
Namun, ia mengatakan operasi pengeboman air tidak efektif karena jarak yang cukup jauh antara Lanud Roesmin Nurjadin sebagai pangkalan dan lokasi titik api.
Satgas siaga darurat penanggulangan Karhuta Riau saat ini diperkuat satu helikopter jenis Bell 412 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Komandan Satgas siaga darurat penanggulangan Karhutla Riau, Brigjen TNI Nurendi mengatakan bahwa keberadaan helikopter di Riau belum cukup untuk operasi penanggulangan.
"Minimal ada dua helikopter selama siaga darurat sehingga satu helikopter bisa berada di Pekanbaru dan satu lagi bisa siaga di Dumai," jelasnya.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017