Milan (ANTARA News) - Pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti, mengatakan timnya telah memberikan penampilan terbaiknya dengan melibas Manchester United 3-0 untuk melangkah ke final Liga Champions pada Rabu waktu setempat. Di bawah guyuran hujan di Stadion San Siro, juara Eropa enam kali itu menyingkirkan Manchester United melalui kemenangan aggregat 5-3 setelah pada pertandingan pertama tim itu kalah 2-3. Kemenangan Milan dipastikan melalui gol yang dicetak oleh playmaker asal Brazil, Kaka dan pemain tengah Belanda, Clarence Seedorf pada babak pertama, dan satu gol pada babak kedua oleh pemain pengganti Alberto Gilardino. "Penampilan babak pertama adalah yang terbaik sejak saya bertugas di Milan," kata Ancelotti yang telah membawa Milan tiga kali masuk final Liga Champion sejak dia bertugas di klub tersebut pada Nopember 2001. "Kami tahu kami mampu memainkan pertandingan hebat dan itu terjadi, cara kami mengawali permainan keras sangat penting, itu membantu kami mengendalikan pertandingan yang sangat sulit," katanya, seperti dikutip Reuters. Ditanya perbandingan penampilan Milan pada saat dia terlibat sebagai seorang pemain pada era tahun 1980-an dan awal 1990-an, Ancelotti sambil tersenyum mengatakan dirinya tidak tahu. "Saya tidak tahu, tapi itu mimpi dari setipa pelatih untuk bisa melatih tim seperti itu," katanya. Dalam pertandingan final di Athena pada 23 Mei, Milan akan bertemu dengan Liverpool seperti pertandingan ulangan saat kedua tim itu bertemu pada final 2005, dimana tim Italia itu kalah melalui adu penalti di Istambul setelah sempat lebih dulu unggul 3-0 pada babak pertama. Ancelotti menolak pendapat bahwa kenangan masa lalu itu akan mempengaruhi para pemainnya ketika tim bersiap untuk pertandingan final. "Saya tidak berfikir itu akan mempengaruhi kami semua," katanya. "Itu pasti akan menjadi pertandingan yang berbeda dengan pertandingan malam ini, mereka juga mempunyai pemain yang berkualitas di lini penyerangan yang secara tiba-tiba bisa mengejutkan anda," katanya. "Tapi kami sangat senang bisa bertemu mereka di final, itu melengkapi pertandingan yang berbeda dibanding satu atau dua tahun lalu," tambahnya. Kesedihan Ferguson Pelatih Alex Ferguson yang tampak sedih mengakui timnya harus membayar mahal untuk penampilan awal yang lamban, dimana timnya harus tertinggal 0-2 pada babak pertama. "Saya berharap lebih dari tim saya, tapi malam ini kami tidak pernah mampu membendung lawan," katanya. "Dalam pertandingan seperti ini anda harus maju bertahap ketika anda berada di bawah tekanan, ambil kendali hingga penonton tenang sedikit," katanya. "Saya pikir jika kami bisa mengendalikan permainan pada awal pertandingan dan menyerang selama 25 menit tanpa harus menguras tenaga terlalu banyak, itu akan lebih baik. Anda tidak bisa berusaha mencetak gol dan kami justru memberi jalan terjadinya dua gol," katanya. "Itu sebetulnya bukan memuji penampilan fantastis AC Milan, tapi pada tingkat ini kami harus berbuat lebih baik daripada itu," tambahnya. Dikatakannya dengan kekalahan ini timnya sudah pupus harapan untuk membuat tiga gelar, di liga premier, Piala FA dan Liga Champions. "AC Milan mempunyai persiapan fisik yang lebih baik daripada kami, beberapa pekan lalu, tim itu sempat mengistirahatkan pemain pada saat yang tepat, sedangkan kami mempunyai pekan berat di Inggris. "Kami memakai pemain yang sama untuk beberapa pekan tanpa istirahat, kami juga harus datang dari jauh untuk mengalahkan Everton pada Sabtu," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007