Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, menguat enam poin menjadi Rp9.072/9.075 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.078/9.080.
Analis PT Bank Niaga, Tbk Noel Chandra ,di Jakarta, mengatakan pelaku lokal kembali berspekulasi membeli rupiah yang didukung oleh data ekspor Indonesia pada Maret yang meningkat sebesar 10 persen lebih.
Meningkatnya ekspor Indonesia ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi makro Indonesia semakin baik, katanya.
Rupiah, lanjutnya, meski terus menguat, kemungkinan akan berhadapan dengan kebijakan dari Bank Indonesia (BI) untuk bisa mencapai level Rp9.050 per dolar AS.
BI akan segera memasuki pasar untuk melakukan intervensi guna mencegah rupiah menuju ke level tersebut, ujarnya.
Menurut dia, rupiah selain mendapat dukungan pasar internal juga pasar regional seperti indeks Kospi, Korea Selatan yang menguat sebesar 0,37 persen, setelah saham Samsung Electronic di serbu pelaku pasar sehingga mengalami kenaikan 0,72 persen dan indeks SP/ASX 200 Australia naik 0,21 persen.
"Kami optimis pasar tetap mendukung pergerakan rupiah sehingga secara perlahan-lahan terus menuju level Rp9.050 per dolar AS," katanya.
Kenaikan rupiah yang tipis, ia mengatakan karena tertahan oleh menguat dolar AS di pasar dunia terhadap yen yang didukung data manufaktur AS yang tumbuh menguat.
Dengan menguatnya data manufaktur AS itu, maka peluang Bank sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi akan semakin besar, ucapnya.
Dolar AS terhadap yen mencapai 120,19 yen dari sebelumnya 120,09, Euro menjadi 163,32 yen dan euro terhadap dolar AS dari 1,3592 turun menjadi 135,86.
Sementara itu Bank Sentral Jepang (Boj) untuk memicu pertumbuhan ekonominya berencana akan menaikkan suku bunganya dari 0,25 persen mennjadi 0,50 persen.
Selain itu juga untuk mendorong yen dalam beberapa bulan ini cenderung melemah terhadap dolar AS, demikian Noel. (*)
Copyright © ANTARA 2007