Taipei (ANTARA News) - Aparat Taiwan hari Rabu memulai penyelidikan mengenai kemungkinan pembunuhan seorang kapten kapal nelayan Taiwan oleh tujuh pelaut Indonesia, namun orang-orang Indonesia menekankan bahwa mereka tidak bersalah. "Kami ingin mencari tahu kebenaran atas kematian Tsai, dan kami menghormati hasil penyelidikan pengadilan," kata Tsai Jih-yao, seorang pejabat Badan Perikanan, kepada DPA. "Jika mereka terbukti bersalah, mereka akan dituntut atas tuduhan pembunuhan," katanya. Ketujuh orang Indonesia itu dituduh membunuh Tsai Yun-sheng, kapten kapal penangkap ikan tuna Taiwan Hsin Ming Tsai, pada 27 April setelah perselisihan menyangkut kenaikan upah dan membuang mayatnya ke laut di dekat Palau di Lautan Pasifik. Tsai menghubungi keluarganya dengan sebuah telefon genggam sebelum ia tewas dengan mengatakan bahwa para pelaut Indonesia itu akan membunuhnya. Pihak berwenang Palau menangkap ketujuh pelaut Indonesia itu dan mengirim mereka ke Taipeh pada Selasa atas permintaan pihak berwenang Taiwan. Mayat Tsai masih belum ditemukan. Pelaut-pelaut Indonesia itu membantah membunuh Tsai, kata TV Taiwan, sehingga Biro Penyelidik Kriminal mulai menginterogasi mereka dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan, Rabu, untuk mencari tahu bagaimana Tsai tewas. Ibu Tsai mengatakan, Rabu, ia hanya ingin ketujuh orang Indonesia itu dihukum mati. "Saya tidak ingin ganti rugi uang. Saya hanya ingin mereka menghadapi persidangan dan dijatuhi hukuman mati!" kata wanita itu dengan bercucuran air mata dalam siaran televisi. (*)

Copyright © ANTARA 2007