Jakarta (ANTARA News) - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyetujui melakukan penggabungan saham serta penyesuaian modal, nilai nominal saham serta anggaran dasar perseroan yang diyakini akan memberikan dampak positif perusahaan.
"Dengan disetujuinya penggabungan saham maka perusahaan dapat segera melanjutkan proses restrukturisasi hutang yang memberikan dampak positif berkurangnya beban keuangan, memperkuat arus kas operasional, serta lebih sehatnya struktur permodalan perseroan," kata Direktur dan Investor Relations UNSP Andi W Setianto kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Senin.
Dikatakan, penggabungan saham (reverse stock) perseroan dilakukan dengan rasio 10:1, yatitu setiap 10 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham akan alami perubahan menjadi satu saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham. Perubahan nilai nominal tersebut dilakukan melalui penggabungan jumlah saham secara proporsional tanpa mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor.
Dengan demikian, katanya, susunan pemegang saham perseroan, persentase kepemilikan serta hak dan kewajiban yang melekat pada saham perseroan sebelum maupun sesudah penggabungan saham tidak mengalami perubahan.
Disetujuinya penggabungan saham diyakini juga akan lebih banyak ketersediaan dana untuk kegiatan operasional kebun dan pabrik, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi sawit dan karet perseroan.
"Apalagi harga komoditas minyak kelapa sawit mentah atau CPO terus membaik dari level bulanan terendah 530 dolar AS per ton FOB Malaysia Januari 2016 ke level tertinggi menjadi 730 dolar AS per ton di Januari 2017," katanya.
Perseroan dimiliki secara luas oleh 18.749 pemegang saham publik dari 120 sekuritas dan wali amanat, dengan komposisi 71,7 persen individu lokal, 14 persen institusi lokal, 13,6 persen institusi asing, dan 0,7 persen individu asing.
Setelah belum tercapainya kuorum kehadiran dapat RUPSLB pertama 31 Oktober 2016, dan kedua 15 November 2016, maka pada RUPSL ketiga tanggal 20 Februari 2016 kuorum kehadiran pemegang saham mencukupi melakukan penggabungan saham.
Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan biibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektare, total produksi sekitar 30 juta ton CPO per tahun, dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun setelah program penanaman pohon.
Produktivitas bibit unggulan perseroan bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per hektare dan ekstraksi CPO23 persen atau sekitar delapan ton CPO per tahun per hektare.
Perseroan melihat bibit unggul dan pendampingan petani pemilik lahan pertanaman sawit nasional kurang lebih empat juta hektare adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017