Manama, Bahrain (ANTARA News) - Gubernur Bank Sentral Bahrain (CBB), Rasheed al-Maraj, mengatakan Rabu, bahwa upaya Inggris menarik lebih banyak usaha perbankan Islam (syariah) sebuah perkembangan positif untuk kawasan tersebut dan sektor perbankan. Al-Maraj, yang berbicara dalam pertemuan satu hari "Middle East Financial Services Summit" di Manama, menyambut komentar Menteri Keuangan Gordon Brown baru-baru ini yang menyerukan Inggris untuk menjadi sebuah pusat keuangan syariah. Brown, yang kemungkinan akan menjadi kandidat pengganti Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dalam sebuah acara "Islamic Finance and Trade Conference" di London mengatakan bahwa ia menginginkan menjadikan Inggris sebagai gerbang untuk keuangan syariah, seraya menambahkan bahwa reformasi sistenm pajak di Inggris baru-baru ini dapat melengkapi mempermudah penerapan hukum syariah lebih mudah. Pada April lalu, Lloyds TSB, menjadi bank pertama di Inggris yang menawarkan bisnis perbankan berdasarkan hukum Islam melalui seluruh 2.000 kantor cabangnya. Bank tidak membayarkan suku bunga kepada para nasabah dan tidak akan menginvestasikan uang mereka dalam industri-industri seperti perjudian dan minuman alkohol. "Ini akan membantu perbankan Islam keluar dari keterbatasan kawasan," kata al-Maraj. Bahrain sedang mempertimbangkan sebuah poros finansial untuk kawasan Timur Tengah dan telah meningkatkan kelengkapan regulasi syariah untuk institusi keuangan Islam di samping bank-bank reguler. Menurut data CBB terdapat 365 bank dan institusi finansial yang beroperasi di Bahrain hingga akhir 2005, memberikan kontribusi 27,6 persen terhadap PDB negara itu. Lebih dari 30 di antaranya adalah institusi syariah. Pasar global untuk sektor finansial Islami diperkirakan mencapai lebih dari 200 miliar dolar AS, demikian DPA. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007