Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pyongyang tidak dapat memercayai penyelidikan polisi Malaysia terhadap kematian mendadak seorang warga Korea Utara, kata duta besar negara itu, Senin, setelah petugas mengidentifikasi korban sebagai kakak tiri pemimpin Korea Utara.
Kim Jong-Nam sedang bepergian menggunakan nama alias Kim Chol ketika diracuni dua perempuan di Bandara Internasional Kuala Lumpur sepekan lalu.
Korea Selatan menuduh Korea Utara mendalangi pembunuhan itu, mengutip "perintah" dari pemimpinnya Kim Jong-Un untuk membunuh kakak tirinya dan upaya pembunuhan gagal pada 2012.
"Tujuh hari sudah berlalu sejak kejadian itu, tapi belum ada bukti gamblang mengenai penyebab kematian tersebut dan saat ini kami tidak bisa memercayai penyelidikan polisi Malaysia" bahkan meski proses itu belum rampung, kata Duta Besar Kang Chol sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Malaysia sebelumnya memanggil Kang terkait tuduhannya bahwa investigasi tersebut bermotif politik dan bahwa Kuala Lumpur bersekongkol dengan "kekuatan musuh."
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyangkal klaim tersebut dan mengumumkan penarikan utusannya untuk Pyongyang.
Polisi Malaysia awalnya memberi tahu Kedutaan Besar Korea Utara bahwa seorang pemegang paspor diplomatik meninggal dunia karena sebab alami menurut transkrip pidato Kang dalam Bahasa Inggris yang diserahkan kepada wartawan.
Duta Besar Kang Chol, yang merujuk korban sebagai Kim Chol, juga menuduh aparat memukuli anak remaja dari tersangka warga Korea Utara yang mereka tangkap di Kuala Lumpur pekan lalu.
Ada empat warga Korea Utara lain belum ditetapkan sebagai tersangka terkait pembunuhan itu namun sudah meninggalkan Malaysia.
Korea Utara meminta Malaysia mengembalikan jenazah korban dan keberatan autopsi dilakukan, namun polisi berkeras tidak akan melepaskannya sampai anggota keluarga datang dan menyerahkan sampel DNA.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017