... partisipasi Pilkada Jakarta 78 persen, sedangkan 'golput' sebesar 23 persen...

Jakarta (ANTARA News) - "Golongan putih" bisa menentukan hasil Pilkada DKI Jakarta 2017. Setidaknya itu pesan Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, kepada dua pasangan kandidat yang masih akan bertarung.

Data perolehan suara pasangan calon nomor 1 (Agus Yudhoyono-Sylviana Murti) yang akan diperebutkan pada putaran kedua Pilkada DKI 2017 ternyata lebih kecil dibandingkan angka warga yang tidak memilih pada Pilkada Pilkada DKI Jakarta 2017, pada 15 Februari lalu.

"Data menyatakan, partisipasi Pilkada Jakarta 78 persen, sedangkan 'golput' sebesar 23 persen. Lebih tinggi dari perolehan suara pasangan calon nomor 1 yang memperoleh suara 17 persen," kata Hafidz, dalam pesan singkat yang diterima, di Jakarta, Senin.

Dari data itu, JPPR menghitung terdapat setidaknya 1,5 juta pemilih yang tidak menggunakan haknya dalam proses pencoblosan lima hari lalu. Jelas ini tidak main-main.

JPPR memperkirakan, angka "golput" yang tinggi pada Pilkada DKI Jakarta 2017, 15 Februari lalu, akibat mereka kurang bisa diyakinkan untuk ikut memilih ke TPS.

"Makanya dalam masa kampanye putaran kedua berikutnya, pasangan calon yang lolos perlu lebih kuat menajamkan visi, misi dan programnya untuk meyakinkan pemilih golongan putih ini," kata Hafidz.

Fakta lain, kata dia, keputusan masyarakat Jakarta menjatuhkan pilihannya ke salah satu pasangan calon tidak hanya berdasarkan pada koalisi partai pendukung. Ini salah satu indikator dalam menentukan pilihan kepala daerah selama lima tahun mendatang.

"Perolehan suara pasangan calon tidak selalu berbanding lurus dengan perolehan partai politik koalisinya," kata dia.

Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017