Jakarta (ANTARA News) - Realisasi pengadaan beras dari produksi dalam negeri oleh Perum Bulog sejak Januari hingga April 2007 mencapai 400.000 ton.
"Penyerapan kita sampai saat ini hampir mencapai 400.000 ton dari target sampai dengan Mei 2007 sekitar 900.000 ton. Ini adalah pengadaan dari dalam negeri," kata Dirut Perum Bulog, Mustafa Abu Bakar, usai rakor perberasan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, masih ada waktu sekitar satu bulan lagi untuk dapat mencapai target 900.000 ton hingga akhir Mei 2007.
"Ada dua daerah lagi yang kita harapkan karena panennya baru sekitar 30 persen sehingga masih ada sisa sekitar 70 persen yaitu Sulawesi Selatan dan Jawa Barat," jelasnya.
Pasokan dari dua daerah itu diharapkan dapat mengimbangi kekurangan pasokan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sementara itu mengenai realisasi impor, Mustafa mengatakan, sampai saat ini mencapai 520.000 ton dari kontrak yang sebesar satu juta ton.
"Mulai dari Januari 2007 sampai sekarang realisasinya sekitar 520.000 ton," katanya.
Ditanya apakah realisasi impornya akan ditambah lagi, ia
mengatakan, pada Juni nanti akan dilihat angka-angka serapannya bagaimana dan bagaimana prospek panen pada September, untuk memutuskan masalah tersebut.
"Dari situ nanti akan kita tentukan apakah akan diambil semua yang 1,5 juta ton, apakah cukup satu juta ton, atau malah di bawahnya," jelasnya.
Sementara itu Menko Perekonomian Boediono mengatakan, impor beras ditujukan untuk kecukupan, ketersediaan pangan dengan harga yang stabil.
"Tentunya sudah ada upaya-upaya untuk membeli oleh Bulog dalam rangka pengadaan dalam negeri. Dan impor tentunya masih kita gunakan. Yang sudah kita putuskan tetap jalan. Stok itu kita perlukan untuk menjaga kestabilan harganya," kata Boediono. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007