Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 800 pebalap sepeda dari 70 tim dan komunitas di 40 negara termasuk Indonesia selaku tuan rumah bakal mengikuti balap sepeda internasional "Tour de Bintan" di Kepulauan Riau pada 3-5 Maret 2017.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, menyebutkan kegiatan olahraga wisata yang akan diikuti sekitar 800 pebalap dari 40 negara tersebut memiliki dampak ekonomi yang sangat tinggi.
Ia mengatakan "Tour de Bintan" tahun lalu nilai dampak ekonomi langsung mencapai Rp30 miliar sedangkan dampak tak langsungnya termasuk nilai media dari sekitar 150 media internasional yang meliput kegiatan itu mencapai Rp20 miliar.
Oleh karena itu, katanya Kementerian Pariwisata mendukung penuh penyelenggaraan kejuaraan tersebut.
"Tour de Bintan" sudah masuk dalam kalender balap sepeda dunia untuk kategori Grand Fondo World Series 2017.
Bagi pebalap sepeda dunia, termasuk turis mancanegara dari Singapura, katanya perhelatan kejuaraan itu merupakan acara yang sangat menyenangkan karena hanya di Bintan, semua pebalap sepeda bisa berkompetisi sambil menjelajah destinasi wisata mempesona di pulau itu seperti jalan mulus di Lagoi sambil dimanjakan dengan panorama laut yang indah.
Kompetisi "Tour de Bintan" tahun ini kembali dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama kelas kompetitif terdapat empat kategori, tiga kategori untuk pebalap pria dan satu kategori untuk pebalap wanita.
Kelompok lainnya adalah gran fondo, bagi mereka yang memiliki jiwa petualang tinggi untuk menggowes laju sepeda selama dua hari dengan total lintasan 260 km, sedangkan untuk mereka yang hanya ingin bersepeda satu hari dapat memilih antara "gran fondo classic" sepanjang 153 km dan "gran fondo challenge" sepanjang 82 km.
Disebutkan bahwa Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan Luki Zaiman Prawira telah siap menyukseskan "Tour de Bintan" dengan mengincar pula wisatawan dari Singapura.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017