Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Aksa Mahmud membantah bahwa diriya sebagai pengagas pertemuan beberapa pimpinan fraksi DPR yang membahas masalah reshuffle (perombakan) Kabinet Indonesia Bersatu. "Oh.. tidak saya juga malah diundang," kata Aksa Mahmud seusai pertemuan beberapa fraksi DPR di Hotel Rizt Carlton, Jakarta, Rabu. Menurut Aksa, dirinya hadir karena diundang oleh salah seorang anggota pimpinan fraksi. Selain itu, tambahnya, kehadirannya dalam pertemuan ini sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) karena salah satu agenda pertemuan antar pimpinan fraksi ini adalah membicarakan kemungkinan amandemen UUD 1945 sebagaimana diusulkan oleh DPD. "Jadi salah besar kalau saya dikatakan pengagas. Saya ini diundang," kata Aksa Mahmud sambil tertawa. Sebelumnya Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan mengatakan bahwa pertemuan pimpinana fraksi tersebut sebenarnya merupakan pertemuan rutin biasa. Dalam pertemuan kali ini, tambah Syarif dibicarakan empat agenda yakni pertama pembahasan rancangan UU Parpol. Kedua, kemungkinan amandemen UUD 1945 sebagaimana diusulkan oleh DPD. "Nah karena itulah saya datang ke sini, mewakili DPD," kata Aksa Mahmud menyeletuk saat Syarif menjelaskan soal pertemuan tersebut. Agenda ketiga yang dihabas, tambah Syarif adalah mengenai ratifikasi perjanjian ekstradisi antara pemerintah Indonesia dan Singapura. Dan keempat, membicarakan masalah rencana reshuffle kabinet. Sebelumnya beredar isu bahwa pertemuan antar pimpinan fraksi tersebut digagas oleh Aksa Mahmud guna mendorong segera dilakukannya reshuffle kabinet. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007