Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pada Senin pagi sekitar pukul 08.20 dan aula keberangkatan bandara Kuala Lumpur sedang ramai penumpang ketika dua perempuan bergerak ke arah Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara.

Beberapa langkah dari kafe Starbucks dan gerai makanan Malaysia, Puffy Buffy, salah satu perempuan berdiri di depan korban berusaha mengalihkan perhatiannya.

Sementara komplotannya mendekat dari belakang, menarik kain yang dibasahi menggunakan bahan kimia dari tas tangan biru, menjangkau ke sekitar kepalanya dan membekapkan kain itu ke wajah korban.

Itu cukup untuk mengirimkan racun mematikan ke kerabat 46 tahun dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menurut sumber senior dari pemerintah Malaysia dan aparat kepolisian Malaysia Fadzil Ahmat, yang keduanya berbicara kepada kantor berita Reuters.

Setelah serangan itu, Kim Jong-nam mendekati meja bantuan dan menjelaskan bahwa seseorang tampaknya menyambar atau memegang wajahnya dan sekarang dia merasa pusing.

Dia kemudian dibawa ke Menara Medical Clinic, yang berada satu lantai di bawah area kedatangan di bandara.

"Dia masih merasa sakit di sana, jadi mereka memutuskan untuk mengirim dia ke rumah sakit, dan dia meninggal dunia di ambulans dalam perjalanan menuju Putrajaya Hospital," kata Ahmat.

Warta media menyebut kedua perempuan itu kemudian meninggalkan bandara menggunakan taksi.

Sumber pemerintah menolak menyebutkan nama karena sensitivitas kasus tersebut.

Pejabat Malaysia sudah menyampaikan ke publik sedikit informasi mengenai pembunuhan itu.

Polisi Malaysia mengatakan pada Rabu bahwa mereka sudah menangkap seorang perempuan dengan dokumen perjalanan Vietnam saat dia berusaha terbang dari terminal yang sama.

Menurut media lokal Malaysia, ini adalah perempuan sama yang gambarnya tertangkap CCTV bandara mengenakan kaus putih dengan tulisan singkatan "LOL". Vietnam menyatakan sedang menyelidikinya.

Perempuan kedua, yang memegang paspor Indonesia, juga diidentifikasi dari rekaman CCTV dan ditahan pada Kamis.

Indonesia mengonfirmasi perempuan kedua berkewarganegaraan Indonesia dan sedang mengupayakan akses kekonsuleran bagi dia.

Tersangka ketiga, tampaknya pacar dari salah satu perempuan yang menjadi tersangka, juga ditahan menurut kepolisian Malaysia.

"Ini seperti novel misteri," kata seorang diplomat asing di Kuala Lumpur yang mengikuti perkembangan kasus itu, termasuk mengenai komentar pejabat Korea Selatan yang menyatakan bahwa agen-agen Pyongyang berada di balik pembunuhan itu, dan sekarang mengenai penangkapan dua perempuan dengan paspor negara Asia Tenggara.

Banyak rincian kunci mengenai serangan pada Kim Jong-nam masih belum jelas, khususnya informasi mengenai dua orang yang ditangkap dan siapa yang memerintahkan, jika memang ada.

Korea Utara belum menyampaikan pernyataan publik mengenai pembunuhan itu, dan telepon, surel dan fax ke kedutaannya di Malaysia tidak dijawab.

Satu sumber di Beijing yang berhubungan dengan pemerintah Korea Utara dan China mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Pyongyang tidak terlibat dan tidak punya motif dalam pembunuhan Kim Jong-nam.

Keterangan polisi dan pemerintah Malaysia mengenai apa yang terjadi di aula keberangkatan bandara bertentangan dengan laporan awal media bahwa Kim Jong-nam diracun lewat injeksi menggunakan jarum.

Autopsi jenazah Kim Jong-nam dimulai Rabu dan masih berjalan menurut aparat polisi senior.

Ketika ditanya apakah dia bisa mengonfirmasi perempuan berdokumen perjalanan Vietnam adalah yang terlihat mengenakan kaus bertulisan "LOL", kepala kepolisian negara Abdul Samah Mat mengatakan: "Kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengonfirmasinya."

Media lokal mengidentifikasinya sebagai penyerang utama.


Perburuan Komplotan

Sumber-sumber mengatakan Kim Jong-nam, yang melakukan perjalanan menggunakan nama Kim Chol, terbang pada 6 Februari dari Makau ke ibu kota Malaysia, yang sering dia kunjungi karena dia punya teman di sana.

Dia memesan penerbangan pulang dengan maskapai berbiaya rendah AirAsia pada Senin, hari dia meninggal.

Polisi mencari empat pria asing yang mereka yakini bekerja dengan dua perempuan itu menurut sumber pemerintah.

Seluruh tim yang terlibat dalam serangan itu mendarat di Malaysia--meski belum jelas dari mana-- beberapa hari sebelum serangan, masuk ke satu hotel dekat bandara dan memantau pergerakan target menurut sumber pemerintah.

Dua pekerja di meja bantuan yang didekati Kim Jong-nam menolak membahas kejadian itu ketika ditanya wartawan kantor berita Reuters.

Beberapa orang yang bekerja di Starbucks mengatakan tidak melihat sesuatu yang tidak biasa pagi itu dan resepsionis pusat medis mengatakan dia tidak bisa mengonfirmasi siapa yang dibawa ke klinik.

Sumber pemerintah mengatakan perempuan berdokumen Vietnam bernama Doan Thi Huong mengatakan kepada polisi bahwa kelompok terpecah setelah kejadian dan tidak saling bertemu lagi setelah itu.

Perempuan itu mengatakan dia tidak menyadari telah membunuh seseorang, tapi sumber mengatakan polisi meragukannya dan yakin itu adalah operasi terencana, demikian dilansir Reuters.

Pewarta: Maryati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017