London (ANTARA News) - Sebuah esai yang baru ditemukan karya mantan pemimpin Inggris Winston Churchill memperlihatkan bahwa pemimpin Inggris semasa Perang Dunia Kedua itu ternyata pernah menaksir kemungkinan ada kehidupan di planet-planet yang mengorbit bintang-bintang selain matahari.
Artikel setebal 11 halaman itu didaftarkan pada awal Perang Dunia Kedua pada 1939 dan diperbarui pada 1950-an, beberapa dekade sebelum para astronom menemukan planet-planet extrasolar pada 1990-an.
Yang menarik adalah penaksiran Churchill akan kehidupan ekstraterestrial telah menunjukkan bahwa sang perdana menteri terlihat seperti seorang ilmuwan, simpul sebuah analisis terhadap karya Churchilll yang disiarkan pada jurnal Nature, Rabu waktu Inggris.
Perburuan kehidupan di dunia lain gencar pada 20 tahun terakhir ini setelah berbagai observasi menunjukkan bahwa galaksi Bima Sakti sendiri mungkin memiliki semiliar planet seukuran Bumi yang bisa ditinggali kehidupan (habitable).
Ternyata Churchill sudah berpikiran serupa hampir 80 tahun lalu dengan menulis bahwa "ratusan ribu nebulae, masing-masing mengandung ratusan juta matahari, jumlahnya maha besar yang seharusnya banyak sekali planet yang semestinya tidak mustahil dihuni kehidupan".
Dia juga sudah mengetahui pentingnya air likuid untuk kehidupan.
Esai berjudul 'Are We Alone in the Universe?' (Apakah kita sendirian di alam semesta ini?), ditemukan tahun lalu pada arsip U.S. National Churchill Museum di Fulton, Missouri, yang kemudian diteruskan kepada ahli astrofisika Mario Livio untuk mendalaminya.
Dalam analisisnya pada Nature, Livio menyanjung pemikiran jernih Churchill dan dukungannya terhadap sains sebagai alat kebijakan pemerintahan. Churchill adalah perdana menteri pertama yang mempekerjakan seorang penasihat sains, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017