Seoul (ANTARA News) - Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) akan pimpin pertemuan dewan keamanan nasional pada Rabu untuk membahas kematian saudara tiri pemimpin Korea Utara (Korut) di Malaysia, kata seorang pejabat di kantor Perdana Menteri.
Pertemuan berlangsung pada pukul 08.50 waktu Seoul.
Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, ditemukan tewas di Malaysia, menurut keterangan dari polisi Malaysia.
Sumber-sumber pemerintah Amerika Serikat dan Korea Selatan telah mengatakan pada Reuters dia telah dibunuh, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Melalui pernyataan, kepolisian Malaysia mengatakan bahwa Kim Jong Nam (46 tahun) memakai paspor dengan nama Kim Chol.
Jong Nam sebelumnya pernah ditangkap karena melakukan perjalanan menggunakan paspor palsu.
Pejabat kepolisian Malaysia Fadzil Ahmat mengatakan penyebab kematian Kim Jong Nam yang hidup di pengasingan belum dipastikan dan bahwa jenazah Kim akan diotopsi.
Menurut Fadzil, Jong Nam sebelumnya berencana berangkat ke Makau pada Senin namun ia jatuh sakit ketika berada di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
"Mendiang ... merasa ada seseorang yang memegang kepalanya dari belakang," kata Fadzil. "Dia merasa pusing lalu minta pertolongan di loket KLIA."
Kim Jong Nam dibawa ke sebuah klinik di bandara dan di sana ia masih merasa tidak sehat. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit namun menghembuskan nafas terakhir di dalam ambulans dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Putrajaya, tambah Fadzil.
Kim Jong Nam dan Kim Jong Un adalah putra mantan pemimpin Korut Kim Jong Il, yang meninggal pada akhir 2011, namun mereka berbeda ibu.
Kim Jong Nam tidak menghadiri upacara pemakaman ayahnya.
Jong Nam diyakini memiliki hubungan dekat dengan pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan orang kuat kedua Korea Utara sebelum ia dihukum mati atas perintah Kim Jong Un pada 2013.
Jong Nam telah mengatakan dalam beberapa tahun belakangan bahwa ia tidak tertarik menjadi pemimpin negaranya.
(G003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017