Bangkok (ANTARA News) - Thailand, melalui kebijakan pemerintah terbaru mereka, ingin menjadi hub ekonomi dan finansial di regional Asia Tenggara.
“ASEAN terdiri dari berbagai negara yang penting untuk perekonomian. Pemerintah Thailand berusaha menjadi hub finansial dan ekonomi dengan berbagai kebijakan,” Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-o-cha saat pembukaan seminar “Opportunity Thailand” di Bangkok, Rabu.
Thailand beberapa waktu lalu memperkenalkan kebijakan terbaru mereka, Thailand 4.0, yang didasari kreativitas, sumber daya manusia, teknologi serta riset dan pengembangan.
Thailand akan fokus mengembangkan 10 industri berdasarkan model 4.0 tersebut, yaitu termasuk lima industri existing yang dikenal sebagai “First S-Curve” dan lima industri baru “New S-Curve”.
“First S-Curve” terdiri dari agrikultur dan bioteknologi, pengolahan makanan, pariwisata, elektronik dan industri otomotif.
Industri yang termasuk dalam “New S-Curve” yaitu digital, robotik, kesehatan, aviasi an logistik, biofuel dan biokimia.
Wakil Perdana Menteri Somkid Jatusripitak, dalam seminar yang sama, menyatakan yang terpenting dalam kemitraan tersebut adalah koneksi antarnegara ASEAN.
“Berusaha menemukan kemitraan strategis antara negara ASEAN,” kata dia.
Thailand, lanjut dia, memiliki lokasi yang strategis untuk hub logistik, misalnya, karena berada di antara pasar ASEAN dan Timur Tengah.
Selain pembangunan infrastruktur, Thailand akan melakukan kemudahan berbisnis (ease of doing business) bagi para investor dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Thailand berusaha memperbaiki dan melindungi perekonomian mereka dengan membuat berbagai kebijakan, dimulai dari Thailand 1.0 yang fokus pada sektor agrikultur.
Thailand 1.0 dilanjutkan oleh 2.0 yang fokus pada industri ringan untuk meningkatkan pendapatan dari rendah ke menengah.
Selanjutnya, Thailand 3.0 adalah tentang industri berat untuk meneruskan pertumbuhan ekonomi.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017