Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mempersiapkan lima BUMN yaitu Telkom, Pertamina, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan perusahaan induk (holding) pertambangan dan perkebunan mampu bersaing secara global pada 2007-2008. "Dalam jangka pendek 2007-2008, lima perusahaan (BUMN) ditargetkan selesai restrukturisasi dan siap menjadi BUMN `champion` yang memiliki daya saing global," kata Menneg BUMN Sugiharto di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, pada 2006 Pertamina, Telkom, serta PGN, sudah menjadi penyumbang laba terbesar masing-masing sekitar Rp23,3 triliun, Rp10,4 triliun, dan Rp1,5 triliun, atau lebih dari 60 persen total laba BUMN yang mencapai Rp54,4 triliun. Sedangkan perusahaan induk pertambangan yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk, masih dalam proses dan ditargetkan pembentukannya bisa selesai dalam kurun waktu 2007-2008. "Pra studi dan keseluruhan konsepnya sudah dilakukan, kita yang belum pasti karena kepemilikan negara di BUMN (pertambangan) tersebut tidak lagi 100 persen dan ketiga BUMN tersebut memiliki karakteristik investor yang berbeda, sehingga kami harus hati-hati," katanya. Namun, lanjut dia, pembentukan perusahaan induk berbasis sumber daya alam (Indonesia Resources Base Company) merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan daya saing melalui efisiensi operasional perusahaan. Karena itu, diakui Sugiharto, pihaknya juga akan menggabungkan 14 BUMN perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I sampai XIV dalam satu induk perusahaan sehingga menjadi "superholding" sendiri. "Studinya sudah siap, bagaimana 14 BUMN (PTPN I-XIV) menjadi satu perusahaan induk, untuk meningkatkan efisiensi operasional," ujarnya. Ia menilai kondisi 14 BUMN perkebunan saat ini yang bisnisnya hampir sama di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, serta sedikit teh, tembakau, dan coklat, yang berdiri sendiri tidak efisien. "Logikanya dengan 14 PTPN berarti saya punya 14 direktur utama, 14 direktur pemasaran, 14 direktur keuangan dan lain-lain, serta 14 titik potensi masalah dan inefisiensi," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007