Washington (ANTARA News) - Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen mengatakan pada Selasa (14/2) bahwa Fed akan mempertimbangkan apakah menaikkan suku bunga pada pertemuan-pertemuan yang akan datang.
"Pada pertemuan-pertemuan kami yang akan datang, Komite (Pasar Terbuka Federal) akan mengevaluasi apakah (lapangan) pekerjaan dan inflasi terus berkembang sesuai dengan harapan, dalam hal penyesuaian lebih lanjut suku bunga federal fund kemungkinan akan sesuai," kata Yellen dalam kesaksiannya di hadapan Komite Bidang Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat AS.
Dia memberi penilaian positif terhadap ekonomi, mengatakan bahwa ekonomi telah terus membuat kemajuan ke arah lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.
Ia memperkirakan bahwa perekonomian akan terus tumbuh pada kecepatan moderat, dengan pasar kerja menguat lebih lanjut dan inflasi lebih dekat dengan target Fed dua persen.
Dengan menilai kondisi ekonomi saat ini, The Fed memandang bahwa kenaikan suku bunga bertahap akan sesuai, kata Yellen.
Namun, ia menekankan bahwa menunggu terlalu lama untuk menaikkan suku bisa memaksa bank sentral untuk menaikkan suku lebih cepat, yang bisa mengambil risiko mengganggu pasar keuangan dan mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Yellen mengakui bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang mungkin diperkenalkan oleh pemerintahan baru dapat mempengaruhi prospek ekonomi AS.
"Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah perubahan kebijakan akan diletakkan di tempat atau bagaimana dampak ekonomi mereka akan terungkap," kata Yellen.
Dia menyatakan bahwa kebijakan fiskal harus bertujuan mengangkat produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi berjalan lebih lama dan standar hidup warga Amerika.
Selama sesi tanya jawab, Yellen mengatakan bahwa peninjauan peraturan keuangan adalah "tujuan yang sah dan penting," dan ia akan bekerja dengan Menteri Keuangan dan regulator lainnya untuk melakukan tinjauan menyeluruh dari peraturan-peraturan.
Presiden AS Donald Trump baru saja menandatangani sebuah perintah eksekutif, meminta Menteri Keuangan untuk meninjau peraturan-peraturan keuangan pasca krisis, dalam rangka untuk membuka jalan bagi setiap relaksasi regulasi, demikian Xinhua.
(UU.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017