Ternate (ANTARA News) - Penumpang kapal cepat (speedboat) yang melayani rute dari Ternate ke sejumlah kabupaten dan terdekat di Maluku Utara dibatasi menyusul cuaca buruk yang melanda wilayah perairan Ternate.

"Untuk rute Ternate-Tidore misalnya, sejak dua hari ini dibatasi hanya 10 orang, padahal normalnya 16 orang penumpang," kata seorang pemilik kapal cepat rute Ternate-Tidore Irwan di Ternate, Senin.

Pembatasan penumpang kapal cepat Ternate-Tidore ini karena tingginya gelombang laut dan disertai angin kencang yang melanda wilayah perairan tersebut.

Dia mengakui akibat cuaca buruk itu, aktivitas kapal cepat tidak seperti hari normal, karena banyaknya penumpang yang lebih memilih naik kapal fery.

Akibat cuaca buruk itu, sejumlah nelayan di Malut enggan melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda sebagian besar perairan di wilayah Malut.

Seorang nelayan asal Ternate, Muhammad mengatakan hampir sepekan ini belum bisa melaut karena cuaca yang cukup buruk, sehingga mereka lebih memilih untuk tidak melaut dan menunggu hingga cuaca membaik.

Menurut dia, cuaca buruk selama sepekan ini, membuat para nelayan memilih untuk memperbaiki kapal dan jaring sambil menunggu cuaca normal untuk kembali melaut.

Angin kencang yang disertai gelombang laut ini mengakibatkan sejumlah kapal penumpang berukuran kecil seperti kapal cepat jurusan Ternate-Jailolo PP maupun Ternate-Sofifi belum beraktivitas.

Sehingga, para calon penumpang dari dan ke Ternate memilih untuk menggunakan kapal berukuran besar seperti kapal fery milik PT ASDP sebagai satu-satunya transportasi yang digunakan ke daerah tujuan.

Tingginya gelombang laut mengakibatkan harga ikan di berbagai pasar tradisional di Kota Ternate mengalami kenaikan. Ikan cakalang ukuran sedang yang biasanya dijual Rp30 ribu per ekor, naik menjadi Rp740 ribu per ekor, begitu pula untuk ikan cakalang berukuran besar yang biasanya dijual Rp100 ribu per ekor, kini naik menjadi Rp150 ribu per ekor.

Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Ternate, Vianca Adjie D Putra ketika dihubungi secara terpisah meminta kepada para nelayan maupun kapal penumpang berukuran kecil untuk tidak beroperas, karena tingginya gelombang laut, terutama di wilayah Sanana, Taliabu, Kota Ternate dan sekitarnya.

"Angin kencang dengan kecepatan 50 knot per jam mengakibatkan tingginya gelombang laut, sehingga para nelayan diminta untuk mewaspadainya," kata Vianca.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017