Purwokerto (ANTARA News) - Ribuan warga mengikuti deklarasi "Gerakan Banyumas Melawan Hoax" yang dilaksanakan di Jalan Jenderal Soedirman sisi selatan Alun-Alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu pagi.
Deklarasi yang digelar berbarengan "car free day" itu diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas bekerja sama Pemkab Banyumas, Polres Banyumas, Kodim 0701/Banyumas dan didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dalam peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2017 dan Hari Jadi Ke-446 Kabupaten Banyumas.
Saat memberi sambutan, Ketua PWI Kabupaten Banyumas Sigid Oediarto mengatakan berita "hoax" semakin memrihatinkan karena dapat merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya merencanakan untuk menggelar kegiatan untuk melawan "hoax" pada peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2017 di Banyumas.
"Kenapa kami memilih tempat di acara car free day ini, karena kami berharap masyarakat ikut mengampanyekan anti-hoax dalam menangkal berita-berita yang palsu," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan "hoax" dapat dikatakan sebagai makhluk yang tidak kelihatan tetapi menyesatkan.
Dia meminta masyarakat untuk tidak terlalu percaya terhadap berita apapun sebelum dicerna, diselidiki, dan diambil hikmahnya.
"Apakah (berita) ini akan berakibat baik kepada orang banyak atau kita semua. Kalau itu baik, bermanfaat, dan tidak membuat hati kita resah, maka itu ditampung tetapi kalau sudah mulai membuat resah, maka itu salah," katanya.
Usai memberi sambutan, Bupati Banyumas bersama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Banyumas secara bergantian membacakan deklarasi "Gerakan Banyumas Melawan Hoax" yang dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi pada kain warna putih dan cap telapak tangan serta berfoto bersama menggunakan berbagai "photo booth" bertema media sosial anti-"hoax".
Kegiatan deklarasi tersebut juga diisi dengan sosialisasi uang rupiah tahun emisi 2016 oleh petugas dari KPw BI Purwokerto, teatrikal tentang masyarakat yang menjadi korban "hoax" dan upaya untuk melawannya yang dimainkan oleh Teater Didik IAIN Purwokerto, parade anti-"hoax" oleh puluhan siswa SMPN 5 Purwokerto, musik kentongan kolaborasi antara anggota Kodim 0701/Banyumas dan Polres Banyumas, dan pergelaran grup musik Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Banyumas.
Saat ditemui usai kegiatan, Bupati Banyumas mengatakan masyarakat harus bisa memilah antara berita palsu atau "hoax" dan berita yang benar.
"Oleh sebab itu, saya minta kepada Pak Kapolres, Pak Dandim, aparat penegak hukum, kita mesti membuat shock therapy. Ada satu berita hoax, maka kita kejar dan setelah dikejar maka masyarakat tahu kalau (berita hoax) ini akan ada dampaknya, itu nanti akan bermanfaat," katanya.
Sementara Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah mengimbau setiap berita terutama di media sosial harus benar-benar dicermati.
Jika belum benar-benar tahu, kata dia, lebih baik diam dulu kemudian dicari kebenaran atau perbandingan berita-berita yang lain.
"Ingat, ketika kita salah mencerna kemudian menjadi fitnah, menjadi kerusuhan, bisa jadi kemungkinan nanti menimbulkan korban atau korban jiwa. Jika beruntung, mungkin orang lain yang menjadi korban jiwa tapi bisa jadi keluarga kita sendiri, lebih baik jaga jempol kita atau jaga pikiran kita untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum benar sumber dan isinya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan menggunakan peraturan perundang-undangan yang ada untuk menindak berita-berita yang tidak benar sumber dan isinya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017