Agar IKM mampu menguasai pasar domestik dan internasional, salah satu bentuk dukungan Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan promosi IKM adalah melalui keikut sertaan di pameran-pameran berskala internasional.
“Kami terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional termasuk IKM agar mampu berkompetisi sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas di tingkat global. Beberapa inisiatif program yang bertujuan membuka pasar secara global seperti mengikuti pameran internasional, program pelatihan, jaring suplai bilateral, dan pendidikan kejuruan,” kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII), Harjanto, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Sabtu.
Ambiente merupakan salah satu pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor dekorasi interior, cinderamata dan kerajinan adikarya, serta perlengkapan meja dan makan, yang setiap tahun diselenggarakan di Frankfurt, Jerman, oleh Messe Frankfurt.
Kegiatan yang tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-68 kali, berlangsung 10-14 Februari 2017.
Pada 2016, pameran tersebut diikuti 4.387 peserta dari 96 negara, antara lain Indonesia, Jerman, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Portugal, Swiss, Turki, Inggris, China, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Philipina, Vietnam, India serta negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan. Pada tahun lalu, Ambiente juga menarik sebanyak 135.989 pengunjung dari 143 negara.
Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, menegaskan, banyak produk industri dalam negeri yang telah mampu unggul di pasar ekspor, terutama untuk IKM kerajinan. “Untuk itu, kami terus memacu agar mereka meningkatkan inovasi dalam desain dan kemasannya. Jadi perlu melihat tren dan selera pasar dunia saat ini,” ujarnya.
Upaya mendorong daya saing produk industri nasional, lanjut Wibawaningsih, dilakukan pula melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan.
“Kami juga akan memberikan masukan dan motivasi akan pentingnya peran R&D dan services dalam rangka peningkatan kompetensi dan kapabilitas industri serta memberikan nilai tambah yang lebih besar,” paparnya.
Melalui keikut sertaan dalam ajang Ambiente 2017, Gati berharap produk IKM kerajinan Indonesia yang ikut serta semakin dikenal sekaligus mendorong ekspor ke pasar Eropa. “Diharapkan pula para IKM kerajinan kita dapat menjaring informasi mengenai tren pasar home décor terbaru di Eropa untuk pengembangan desain produksinya,” tuturnya.
Gati menyebutkan, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke seluruh dunia pada Januari-Oktober 2016 mencapai USD 615,7 juta. Angka ini meningkat sekitar lima persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015.
Tahun ini, jumlah peserta yang difasilitasi Ditjen IKM Kementerian Perindustrian sebanyak delapan IKM yang tergabung dalam Paviliun Indonesia, yaitu Wiracana (kipas), Seloagro (kerajinan rotan), Batu Inbali (batu alam), Cendana Permai (papan kayu), Surya Bali Taksu (kerajinan kayu), Bali Bakti Anggara (kerajinan kayu), Bali Wirama (kerajinan logam), dan Industri Classica Variasi (kerajinan kayu).
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017