Jakarta (ANTARA News) - Meskipun beberapa desainer terkemuka di dunia menolak untuk mendandani dia, Melania Trump bisa jadi tetap muncul di sampul majalah fesyen yang paling ikonik di dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, editor in chief Vogue Anna Wintour menyebut majalah ini selalu menampilkan sosok ibu negara, yang menyiratkan Melanie Trump bisa segera muncul di sampul Vogue.
"Kami memiliki tradisi selalu menampilkan ibu negara di Vogue dan saya tidak bisa membayangkan bahwa kali ini akan berbeda," kata Wintour.
Pada tahun 2016, kitab suci fesyen ini menunjukkan dukungan pada calon presiden untuk pertama kalinya dalam sejarah 125 tahun dengan memilih Hillary Clinton sehingga tidak mengherankan pengumuman ini jadi kejutan.
Terlepas dari posisi Wintour sebagai seorang Demokrat vokal dan aktif secara politik, ia menegaskan bahwa Melania akan tampil sama seperti pendahulunya.
Bila benar, itu tidak akan menjadi kali pertama Melania muncul di sampul Vogue. Pada edisi Februari 2005, majalah itu menampilkan Melania tak lama setelah pernikahannya dengan Trump yang, pada waktu itu dikenal sebagai bintang realita TV.
Tapi, apa yang terjadi 12 tahun kemudian ini bisa jadi keputusan berisiko bagi Vogue seperti dilansir Independent.
Akhir-akhir ini, Melania menjadi berita utama untuk semua alasan yang salah, tentang tuntutan hukum dan kritik untuk rencananya menjual barang bermerek Melania, dan mengingat keberhasilan gerakan baru seperti #GrabYourWallet, Vogue bisa menjadi target baru.
Dalam wawancara itu, Wintour juga mengungkapkan bagaimana dia memprediksi industri fesyen akan terpengaruh oleh iklim politik saat ini, "(Mereka akan) terinspirasi oleh apa yang mereka lihat dan itu akan terlihat dalam karya mereka," katanya. "Beberapa tahun ke depan kreativitas akan sangat tinggi.”
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017