Istanbul (ANTARA News) - Polisi Turki menahan 580 orang di Istanbul Selasa ketika mereka berunjuk rasa pada peringatan penembakan massal pada Hari Buruh 30 tahun lalu, lapor televisi TNV mengutip ucapan gubernur kota itu Muammer Guler.
Polisi anti kerusuhan bentrok dengan pengunjuk rasa, menembakkan gas airmata dan menggunakan meriam air.
Pemerintah akan menyaksikan untuk mengetahui apakah rapat umum resmi Hari Buruh di Istanbul Selasa malam berubah menjadi unjuk rasa terhadap Partai AKP yang berkuasa menyusul demonstrasi oleh sebanyak satu juta orang di kota itu Minggu.
Para pengunjuk rasa Minggu berdemonstrasi terhadap pilihan pemerintah untuk presiden, dan menuduh Partai AKP memiliki agenda Islam rahasia, lapor Reuters.
Pemerintah telah meningkatkan pengawasan keamanan yang ketat di bagian pusat Istanbul, kota terbesar Turki dengan 14 juta penduduk, untuk mencegah unjuk rasa Hari Buruh yang sering menarik puluhan ribu orang dan kadang-kadang berubah menjadi kasar.
Sekitar 17.000 polisi telah ditempatkan di seluruh kota itu, kata televisi CNN berbahasa Turki. Stasiun metro, kapal feri dan rute bis ditutup dan perjalanan melintasi selat Bosphorus yang membagi kota itu dibatasi.
Pengawasan ketat itu telah menyebabkan kemacetan lalulintas dan memaksa bursa efek untuk memulai perdagangan lebih lambat dari biasanya.
Guler telah dikecam karena menutup beberapa bagian kota itu.
Tigapuluh tahun lalu, 34 orang tertembak atau terinjak-injak hingga tewas ketika seorang pria bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan pada pawai Hari Buruh di lapangan Taksim di kota itu.
Pemerintah mengizinkan sedikit pemimpin serikat untuk meletakkan bunga anyelir warna merah di tempat pembunuhan. Kemudian ratusan orang berkumpul di lapangan itu untuk berunjuk rasa sebelum polisi masuk dan melakukan penangkapan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007