"Untuk sementara penyebab pasti terjadinya keracunan belum bisa diketahui, karena harus dilakukan penelitian laboratorium," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono di Purbalingga, Jumat.
Dia mengatakan terkait penelitian laboratorium pihak kepolisian menggunakan lab kimia.
Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga menggunakan lab pembiakan.
"Sehingga nanti akan telihat bakteri apa yang terkandung dalam makanan tersebut," katanya.
Tekait dengan penanganan keracunan, kata Hanung, ada tiga kategori.
"Pertama, kalau suhunya panas maka didiagnosa tejadi infeksi dan penyebabnya karena bakteri," katanya.
Kedua, kata dia, distoksifikasi yakni dengan mengeluarkan efek racunnya.
"Ketiga kalau terjadi dehidrasi karena mual, muntah dan diare maka akan diinfus atau pemulihan kondisi semula," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan banyaj kemungkinan penyebab keracunan.
"Bisa saja akibat ayam yang kurang higiensis, atau hal-hal yang lain. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Purbalinhga akan melakukan penelitian sampel data yang akan kita bawa ke Solo untuk mengecek penyebab pasti keracunan," katanya.
Dia mengatakan, hasil penelitian sampel tersebut memutuhkan kurang lebih satu minggu.
Sebelumnya, sebanyak 49 warga Desa Serayu Larangan, Kecamatan Mrebet Purbalingga diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan olahan dari ayam.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017