"Kami mendapatkan informasi itu dari jaringan intelijen Nahdlatul Ulama, namun kami tidak bisa menyampaikan indikator yang menunjukkan 'zona merah' radikalisme itu di Jember," katanya, di alun-alun Jember, Jawa Timur, Jumat sore.
Dia memimpin apel kesiagaan GP Ansor Jember yang dihadiri sekitar 1.000 anggotanya, yang juga dihadiri Wakil Bupati Jember, Abdul Arief, dan Kepala Polres Jember, AKBP Kusworo Wibowo.
GP Ansor Jember menyatakan tiga pernyataan kepada pemerintahan setempat.
Pertama, pimpinan cabang GP Ansor Jember siap mempertahankan keutuhan Indonesia dan Pancasila; kedua, GP Ansor Jember menolak segala bentuk paham radikalisme, terorisme, dan khilafah, di bumi nusantara.
Ketiga, GP Ansor Jember meminta pemerintah Kabupaten Jember bersikap tegas menghentikan kegiatan organisasi masyarakat yang anti keutuhan Indonesia dan Pancasila.
"Kami berharap pemerintah Kabupaten Jember berani menentukan sikap. Apabila ormas itu terus dibiarkan berkembang dan melakukan kegiatan, maka akan merongrong NKRI," tuturnya.
"Kami berharap pemerintah Kabupaten Jember berani menentukan sikap. Apabila ormas itu terus dibiarkan berkembang dan melakukan kegiatan, maka akan merongrong NKRI," tuturnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017