"Untuk itu sekolah menengah kejuruan (SMK) harus mempersiapkan siswa sejak dini dengan memberikan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pasar," katanya di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, Kamis.
Selain itu, kata Adiyatmika di sela program "BUMN Mengajar", siswa SMK juga harus dapat mengenali potensi diri, menentukan tujuan, target, prioritas, berkomitmen dan disiplin, percaya diri, pantang menyerah, memiliki determinasi dan konsistensi, cinta Tanah Air, dan berbudi pekerti.
Menurut dia, pembekalan keterampilan pendidikan vokasi harus lengkap dan memadai dengan didukung sarana dan prasarana serta peralatan praktik yang komplet agar peserta didik mempunyai keterampilan yang berdaya saing.
"Pendidikan vokasi juga harus memiliki target, misalnya tingkat pertama harus dapat membuat produk sederhana, kemudian pada tingkat selanjutnya harus dapat menghasilkan produk yang lebih canggih," katanya.
Dengan demikian, kata dia, mereka akan mempunyai keterampilan secara utuh untuk melakukan pekerjaan yang ditekuni selama sekolah. Jadi, pembekalan keterampilannya tidak sepotong-potong.
"Kalau pembekalan keterampilannya sepotong-potong, mereka tidak dapat mewujudkan pekerjaan yang ditekuninya dengan baik. Pembekalan yang dilakukan bertahap dan utuh serta bersertifikasi akan memberikan hasil baik dan sesuai harapan," katanya.
Ia mengatakan pendidikan vokasi di Indonesia sudah bagus tetapi masih memerlukan dukungan sarana dan prasarana praktik yang lengkap dan memadai agar peserta didik dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh.
"Kalau teori saja belum cukup, harus didukung infrastruktur praktik yang lengkap. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki keterampilan yang memadai dan setelah lulus mendapatkan kesempatan bekerja lebih banyak," kata Adiyatmika.
ADVERTORIAL
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017