Jakarta (ANTARA News) - Peringatan hari buruh sedunia (May Day) yang berlangsung di berbagai tempat di Indonesia hingga Selasa sore berlangsung aman dan aktivitas masyarakat berjalan seperti biasa. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Peringatan May Day Tingkat Nasional tahun 2007 yang dipusatkan di halaman gudang penampungan kakao milik PT Cocoa Perkasa Sulteng di Palu, Selasa siang, menilai unjuk rasa berbagai asosiasi buruh pada berbagai daerah di Tanah Air masih dalam batas-batas kewajaran. "Sepanjang tujuannya baik dalam menyampaikan aspirasi serta dilaksanakan secara tertib dan damai, itu wajar-wajar saja dalam kehidupan berdemokrasi," kata Presiden. Pada acara tersebut turut dihadiri sekitar seribuan buruh dari penjuru Provinsi Sulteng serta beberapa menteri dan pejabat daerah. Selain memberikan sambutan, Presiden Yudhoyono berdoa bersama untuk mengenang nasib para pekerja di Tanah Air yang sebagiannya hingga kini belum mendapatkan kesejahteraan yang layak. Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu juga menyatakan dirinya sempat menghubungi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparmo, guna meminta laporan soal keadaan aksi buruh di Jakarta serta menanyakan pula kepada beberapa pejabat terkait tentang perkembangan keadaan di seluruh Tanah Air. "Pada umumnya berjalan dengan baik," katanya. Presiden mengatakan, unjuk rasa pekerja di beberapa daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan itupun berjalan tertib dan damai. Pada kesempatan itu, Presiden juga meminta semua perusahaan di negeri ini untuk selalu jujur dan terbuka kepada karyawannya, dengan antara lain memastikan bahwa semua hak-hak buruh dipenuhi dan memberikan perlindungan dengan cara-cara yang baik pula. Sementara itu Wakil Presiden M Jusuf Kalla secara tulus mengatakan terima kasih kepada para buruh yang telah melakukan aksi demo dengan tenang dan damai. "Buruh boleh menggunakan hak demokrasinya dalam bentuk katakanlah demonstrasi atau mogok tetapi yang penting harus damai dan tidak boleh ada kekerasan (merusak). Begitu ada kekerasan (merusak) polisi akan bertindak sesuai dengan atruan," kata Wapres M Jusuf Kalla di Jakarta. Mengenai tuntutan hari libur khusus untuk hari buruh, Wapres menjelaskan bahwa kalau semua profesi meminta ada hari libur maka tentu akan banyak sekali hari libur. Wapres menjelaskan bahwa dalam sistem hari libur Indonesia hanya mengenal dua macam. Pertama hari libur nasional yang hanya dua yakni 1 Januari dan 17 Agustus. Kedua, hari libur keagamaan terdiri lima hari libur Islam, tiga Katolik dan Kristen serta masing-masing satu hari untuk Hindu, Budha dan Konghuchu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007