Ambon (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa terharu mendengar lagu "Desaku" ciptaan L. Manik yang dibawakan Paduan Suara Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di Ambon, Kamis.
Air mata Mensos Khofifah mengalir saat hendak menyampaikan sambutan dihadapan ratusan mahasiswa UKIM. Tampak berkali-kali Khofifah menghapus air mata yang menetes.
"Suaranya mereka bagus sekali, saya sampai merinding, karena sejak menginjakkan kaki di kampus ini saya terharu atas penyambutan maupun lagu 'Desaku' yang dibawakan," ujarnya.
Khofifah mengaku lagu itu mengingatkannya pada anak-anak Indonesia yang dibawa ke Suriah, anak- anak yang menjadi korban kekerasan seksual di perdesaan dan perkampungan," katanya saat mengunjungi UKIM untuk melakukan penandatanganan kerjasama desa sejahtera dan mandiri.
Ia mengatakan, proses anak Indonesia yang menjadi korban kekerasan seksual di perdesaan dan perkampungan, serta yang tereksploitasi karena kemiskinan di desanya.
Kondisi desa saat ini berbeda dengan masa lalu. Kearifan lokal yang dahulu begitu dijunjung tinggi, saat ini mulai hilang dan tercerabut dari lokalitasnya sendiri.
Nilai toleransi, setiakawan, solidaritas, gotong royong, tenggang rasa, dan saling menghormati semakin terkikis. Masyarakat semakin intoleran, individualistis, acuh, dan saling curiga. Kearifan lokal menjadi modal utama pembangunan di tengah kemajemukan Indonesia.
"Jadi meskipun berbeda suku, agama, dan ras pemikirannya tetap satu membangun desa menjadi lebih permai dan sejahtera," ujarnya .
Kunjungan Mensos di Ambon selain menghadiri Puncak acara Hari Pers Nasional (HPN) juga untuk menendatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Model Desa Sejahtera Mandiri.
"Selain UKIM kami juga telah melakukan kerjasamakan dengan 15 perguruan tinggi melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi para mahasiswa," tandasnya.
Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), kata Mensos Khofifah, dapat menjadi pintu masuk dan pemetaan kebutuhan warga desa yang dijadikan tempat KKN, misalnya pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu), sekaligus monitoring dan pendampingan.
Di berbagai desa yang mendapatkan program DSM 2015, saat ini sudah bisa diresmikan. Kemudian ditingkatkan dengan program lainnya atau program serupa yang belum tuntas dikerjakan, saya berharap hal tersebut juga dapat diwujudkan di Maluku," ujarnya.
Ia menambahkan, di desa yang pernah dijadikan tempat KKN tersebut, bisa dimitrakan kembali dengan KKN dari kampus yang sama atau yang lainnya, sehingga program bisa ditingkatkan, baik rumah tinggal layak huni, MCK ataupun balai Rukun Tetangga.
Pewarta: Penina Mayaut
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017