Stockholm (ANTARA News) - Gelombang insiden bunuh diri di kalangan imigran remaja Afghanistan di Swedia setelah negara itu memperkenalkan aturan suaka lebih ketat telah memicu kekhawatiran di antara pekerja pengungsi dan sukarelawan, ungkap mereka pada Rabu (8/2).
Dalam dua pekan terakhir, tujuh pencari suaka, yang semuanya anak-anak tak berpendamping, mencoba bunuh diri di posko pengungsian berbeda di seluruh Swedia.
Tiga di antaranya tewas, yang semuanya adalah remaja Afghanistan berusia di bawah 18 tahun, ungkap Mahboba Madadi, yang bekerja dengan sebuah kelompok nirlaba.
"Mereka takut diusir atau merasa putus asa," ujar Madadi kepada AFP.
Dalam sebuah penilaian keamanan yang dipublikasikan pada Desember, Badan Keimigrasian Swedia menganggap bahwa beberapa wilayah Afghanistan "tidak begitu berbahaya" meski terdapat "lonjakan aksi kekerasan" di negara itu.
Penilaian tersebut memudahkan otoritas untuk memulangkan pencari suaka yang ditolak ke Afghanistan.
"Ada beberapa bagian wilayah Afghanistan yang bisa menjadi tempat pulang bagi imigran," ujar juru bicara Badan Keimigrasian Swedia kepada AFP.
Dia mengatakan bahwa pencari suaka yang ditolak dan berusia di bawah 18 tahun tidak akan dipulangkan ke Afghanistan jika mereka tidak memiliki anggota keluarga atau kerabat untuk menjaga mereka. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017