Bantul (ANTARA News) - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Pewarta Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyantuni penderita hydrocephalus dalam memperingati Hari Pers Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Februari.
"Seperti biasa, setiap peringatan Hari Pers Nasional, kita selalu menggelar bakti sosial, tahun ini kita memberi perhatian dan bantuan kepada adik kita yang menderita hydrocephalus," kata Ketua Forum Pewarta Bantul (FPB) Santosa Suparman usai kegiatan di Bantul, Rabu.
Aris Nugroho (17) yang menderita hydrocephalus atau dengan ciri fisik tempurung kepala membesar yang dikunjungi puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektonik ini tinggal di Dusun Tingas, Pedukuhan Cepoko, Desa Sumbermulyo, Bantul.
Menurut Santosa, kegiatan baksos ini bertujuan untuk memberi perhatian keluarga Aris, dalam kesempatan tersebut FPB selain mendoakan agar penderita diberi kesembuhan juga memberikan tali asih berupa uang kepada keluarga Aris.
"Kita berikan sedikit bantuan kepada penderita hydrocephalus, mohon jangan dilihat dari nominalnya. Karena walaupun sedikit, namun ini sebagai bentuk kepedulian kami para wartawan terhadap adik kita yang menderita," katanya.
Santosa yang juga jurnalis salah satu televisi nasional yang sehari-hari bertugas di wilayah Bantul ini mengatakan akan terus melakukan kegiatan baksos seperti ini, pada 2016 baksos dengan membagikan sembako kepada para tukang becak.
Sementara itu, Paijem (36) ibu Aris Nugroho saat menerima kunjungan para wartawan mengatakan, putranya yang lahir pada September 2000 tersebut diketahui telah menderita penyakit tersebut sejak bayi berumur kurang dari satu tahun hingga sekarang.
"Gejala awalnya hanya panas dan kemudian dibawa ke rumah sakit di Bantul untuk suntik, namun beberapa minggu kemudian malah membengkak kepalanya. Waktu itu masih umur beberapa bulan," katanya.
Paijem mengatakan, dengan kondisi Aris yang sekarang ini harus menjalani terapi rutin setiap seminggu sekali di rumah sakit. Dia mempercayakan ke salah satu rumah sakit swasta ternama di Yogyakarta untuk memeriksakan kondisi kesehatan Aris.
"Kalau sarannya terapi terus setiap hari, namun saya hanya seminggu sekali tiap Sabtu, karena biaya transportasi ke rumah sakit mahal, sekali jalan Rp300 ribu naik taksi. Kalau periksanya gratis karena ditanggung BPJS," katanya.
Sedangkan Kepala Dukuh Cepoko Bantul Amikir saat meninjau rumah Paijem mengatakan, segala urusan biaya pengobatan Aris Nugroho sudah ditanggung BPJS Kesehatan melalui rumah sakit ternama di Yogyakarta.
"Kalau untuk mas Aris sudah ditangani sama rumah sakit yang sudah kerja sama dengan BPJS. Setahu saya bantuan dari pemerintah secara langsung belum, tetapi dari LSM-LSM itu banyak," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017