Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,16 persen pada April 2007 sehingga inflasi tahun kalender (Januari-April 2007) mencapai 1,74 persen dan inflasi "year-on-year" (April 2007 terhadap April 2006) mencapai 6,29 persen. "Deflasi didorong terutama oleh penurunan harga beras selama April 5,16 persen dan menyumbang deflasi 0,37 persen. Kemudian cabe merah turun 19,26 persen dan menyumbang deflasi 0,17 persen," katanya Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Jakarta, Selasa. Secara sektoral, deflasi disumbangkan oleh penurunan harga 1,30 persen pada kelompok bahan makanan dan 0,03 persen pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Meski demikian, pihaknya masih mencatat terjadi kenaikan harga yang signifikan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,26 persen; kelompok sandang 0,61 persen; kelompok kesehatan 0,32 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,22 persen. Dia menambahkan, kenaikan harga minyak goreng yang terjadi pada April 2007, 3,23 persen (hingga menyumbang inflasi 0,04 persen) dan harga gula pasir yang naik 1,81 persen (menyumbang inflasi 0,01 persen) tidak berpengaruh besar pada terjadinya deflasi pada bulan itu karena bobotnya yang kecil dalam komponen inflasi. Bobot gula dalam komponen inflasi adalah 1,15 persen dan minyak goreng adalah 1,1 persen. Ditanya tentang kemungkinan berlanjutnya tren deflasi ke depan, Rusman menjelaskan hal yang mesti diwaspadai adalah terutama sektor non makanan. "Harga barang-barang dalam 1-2 bulan masih `manageable`. Bisa turun menjadi deflasi, tapi cenderung flat. Kalaupun terjadi inflasi, itu tidak besar," katanya. Dia menjelaskan harga beras diperkirakan masih akan bisa dijaga dalam beberapa bulan ke depan mengingat panen diperkirakan masih akan terjadi hingga Juli mendatang. "Panen hingga bulan Juli masih ada. Saya yakin karena masih ada yang baru mulai menanam saat ini," katanya. Ia menambahkan, terjadinya perubahan iklim agak menguntungkan karena musim hujan lebih panjang dan tidak ada panen raya karena petani cenderung terus menanam selama masih ada air. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007