Kathmandu (ANTARA News) - Sebuah keluarga di Nepal tengah mengawinkan putri bungsunya demi menjaga kehormatan keluarga setelah putri sulung melarikan diri sesaat menjelang pesta pernikahan berlangsung. Pengantin lelaki, Ram Kumar Dahal, 19, tiba di tempat upacara pernikahan pada Senin di kuil Banepa, sekitar 30 km sebelah timur Kathmandu, mendapati calon pengantin perempuannya, Parbati Dulal yang telah dipacarinya selama lima tahun, melarikan diri tanpa sepatah katapun, kata suratkabar Annapurna Post seperti dilaporkan DPA. Adik bungsu pengantin wanita itu, Chandrabati yang berusia 15 tahun, kemudian menggantikan tempat kakaknya di pelaminan. "Kami meminta putri bungsu kami untuk dikawinkan dengan lelaki itu demi menjaga kehormatan keluarga," kata suratkabar itu mengutip ayah pengantin wanita, Chakra Bahadur Dulal. Orang tua pengantin wanita mengatakan, kedua keluarga itu telah sepakat untuk mengawinkan Parbati Dulal dan Ram Kumar atas desakan pasangan itu, namun mereka tidak mengetahui mengapa putri sulung mereka melarikan diri. "Pada Minggu, Parbati yang telah menjalani upacara karangan bunga perkawinan tradisional, mengatakan bahwa suaminya benar-benar menyukainya, namun dia melarikan diri sesaat menjelang sang pengantin lelaki menjemputnya ke pelaminan," kata Chakra Bahadur Dulal. Pengantin lelaki pun bertanya-tanya mengapa pengantin wanitanya melarikan diri, padahal mereka sendiri sudah sepakat menikah setelah lima tahun berpacaran. Perkawinan di bawah usia 18 tahun sah menurut undang-undang Nepal, namun famili itu menghadapi penentangan dari bekas-bekas pemberontak Maois yang datang ke kuil untuk menghentikan perkawinan Chandrabati tersebut. Gadis belasan tahun itu mengatakan kepada para pengikut Maois bahwa mereka tidak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang, dan mereka (pengikut Maois) pun gagal menghentikan kenduri itu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007