Banda Aceh (ANTARA News) - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) masih kekurangan 9.000 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai staf pengajar di lebih 2.000 unit sekolah di daerah itu. "Kita terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), namun salah satu kendala yang kita hadapi adalah kekurangan guru dari tingkat pendidikan SD sampai SMA," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NAD, Anas M. Adam, di Banda Aceh, Selasa. Ia menjelaskan, kekurangan guru itu terutama bidang mata pelajaran bahasa, agama dan pengetahuan. Saat ini tercatat jumlah guru di 21 kabupaten/kota di NAD itu mencapai sebanyak 54.000 orang. "Idealnya, kita memerlukan sedikitnya 60 ribu guru berstatus PNS, sehingga komitmen pemerintah meningkatkan SDM berkualitas di masa mendatang bisa terwujud," katanya. Selain itu, upaya pemerataan guru juga harus menjadi prioritas masing-masing kabupaten/kota. "Selama ini, ada sekolah yang hanya tersedia dua orang guru, namun di daerah tertentu seperti kawasan perkotaan kelebihan guru," kata Anas. "Saat ini era otonomi daerah, sehingga pihak provinsi tidak bisa mengatur terlalu banyak kabupaten/kota termasuk masalah penempatan guru PNS," kata dia. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NAD menambahkan kekurangan buku dan alat tulis juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di daerah berjuluk Serambi Mekah itu. "Saat ini, pemerintah hanya mampu menyediakan buku pelajaran gratis bagi murid SD dan pelajar tingkat SMP, namun siswa SMA masih harus menyediakan sendiri," katanya. Lebih lanjut, Anas M Adam menjelaskan terkait dengan penyediaan bangunan fisik yakni sekolah sudah tidak menjadi masalah lagi, sebab sudah tertangani dengan baik atas bantuan Pemerintah pusat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan badan dunia bidang anak dan pendidikan, Unicef. Meski rekonstruksi gedung sekolah belum semuanya selesai, tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Aceh pasca konflik dan tsunami, ujarnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007